I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ruminansia seperti kambing, domba, dan sapi memiliki beberapa lambung (poligastric) atau disebut juga dengan lambung majemuk. Lambung memiliki fungsi yang sangat penting yakni untuk mencerna makanan. Selain itu, dilambung juga terjadi proses fermentasi makanan dengan bantuan bakteri baik yang ada di saluran pencernaan. Oleh karena itu, jika terjadi kegagalan fungsi pada lambung maka hewan akan mengalami anoreksia atau kehilangan nafsu makan dan pada akhirnya akan mengalami penurunan berat badan yang drastis.
Jika terjadi kegagalan fungsi pada lambung ruminansia, terlebih dahulu yang diperhatikan adalah jenis makanan yan dikonsumsi. Biasanya, ada beberapa jenis hijauan yang menyebabkan timbulnya gas. Gas dari pakan berasal dari aktivitas fermentasi pada rumen. Aktivitas ini tidak terjadi seperti biasanya sehingga gas dalam rumen tidak dapat keluar dengan cepat dan terperangkap di dalam perut. Gas inilah yang akhirnya menyebabkan terjadinya kembung atau bloat. Jika bloat atau kembung pada kambing masih ringan maka penobatan dapat diberikan secara peroral.
Selain itu, ada juga beberapa benda asing yang ikut tertelan ketika hewan mengkonsumsi makanannya. Benda asing ini tidak dapat dicerna oleh lambung sehingga diperlukan tindakan untuk mengangkat benda tersebut. Adanya benda asing didalam rumen dan juga bloat yang parah bisa diterapi dengan tindakan rumenotomy.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya tindakan operasi rumenotomy pada ruminansia adalah :
1. Kembung
2. Adanya benda asing di rumen, reticulum, omasum dan abomasum
3. Eksplorasi rumen untuk mendiagnosis penyakit traumatic, selain benda asing
4. Menelan tanaman yang beracun
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Rumenotomy
Rumenotomy merupakan tindakan bedah yang dilakukan untuk membuka rumen dari ruminansia. Tujuan dari dibukanya rumen usus adalah untuk mengangkat benda asing yang ada didalam rumen. Selain benda asing, tindakan bedah ini juga dilakukan untuk mengatasi kembung atau bloat, dan juga untuk mengatasi adanya traumatik pada lambung (rumen, retikulum, omasum ataupun abomasum).
2.2 Anatomi Saluran Pencernaan Ruminansia
Urutan sistem pencernaan pada ruminansia adalah : Rongga Mulut (cavum oris), Esophagus, Rumen, Reticulum, Omasum, Abomasum, Small Intestine, Large Intestine, dan Rectum. Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut sebagai hewan memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaannya lebih kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain.
Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan mamalia, tampak pada struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Sapi memiliki gigi geraham lebih banyak dibandingkan dengan manusia karena sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa. Esofagus (kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan lebar serta lebihm mampu berdilatasi (membesar). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan sekitar 5 cm. Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar ¾ dari isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan. Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian. Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alaminya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%.
Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri
dan jenis protozoa tertentu.
Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus). Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu lambung yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim. Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa).
III. MATERI METODE
3.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan untuk operasi Rumenotomy adalah :
• Scalpel : Untuk menginsisi jaringan
• Gunting bedah : Untuk menggunting jaringan
• Klem arteri : Mencegah perdarahan
• Pinset anatomis dan chirurgis : menjepit jaringan dan memegang jarum jahit
• Needle holder : Untuk memegan jarum saat jahit
• Spuit 3 cc
Bahan-bahan yang digunakan untuk operasi Rumenotomy adalah :
• Lidocain, sebagai obat anastesi epidural
• Tampon
• Shroud, terbuat dari plasti dan diberi kawat dibagiantengahnya digunakan untuk membantu mengeluarkan isi rumen sehingga tidak mengotori lapangan operasi.
• NS
3.2 Prosedur Operasi
3.2.1 Persiapan Anastesi
Anestesi dilakukan dengan anastesi epidural dan anastesi lokal. Obat anastesi yang digunakan adalah Lidocain. Untuk epidural diinjeksi diantara vertebrae lumbal yang terakhir dan vetrtebrae sacralis yang pertama. Setelah itu, injeksi lidocaine pada beberapa bagian dari lapangan operasi. Dilakukan injeksi pada tiap lapisan muskulus dari abdomen hingga ke rumen.
3.2.2 Persiapan Alat Operasi
• Alat-alat bedah yang telah bersih (dicuci dan dikeringkan) kemudian dimasukan kedalam bak instrumen
• Kemudian dibungkus dengan kain penutup
• Dimasukan kedalam dry heat selama kurang lebih 15 menit
3.2.3 Persiapan Hewan
• Kambing yang akan dibedah dipuasakan terlebih dahulu untuk mengurangi isi dalam rumen
• Membersihkan dinding abdomen bagian kiri dengan sabun dan air untuk mengangkat kotoran dan debu sehingga tidak mengkontaminasi tempat operasi. Dilajutkan dengan mencukur bulu di abdomen sebelah kiri dan daerah sekitarnya.
• Melakukan scrubbing, sabun dan air
• Membersihkan daerah yang akan disayat dengan alkohol 70%, kemudian berikan povidone iodine ditempat yang akan diinsisi
• Kemudian kambing dianastesi secara epidural dan ditunggu hingga mengalami kelumpuhan sesaat pada daerah caudal.
• Proses operasi pada kambing dilakukan dengan posisi kambing yang berdiri.
3.2.4 Langkah Operasi
Prosedur operasi :
1. Kulit diinsisi dengan gerakan yang halus tapi jelas. Tekanan yang dilakukan pada pisau bedah harus cukup untuk memastikan kulit diinsisi dengan baik.
2. Dilakukan diseksi atau pemisahan subcutan dengan muskulus untuk melihat muskulus pada abdomen yang melitang
3. Muskulus yang berbeda diinsisi satu per satu dari luar ke dalam dan diklem dengan menggunakan arteri klem. Pada muskulus peritonium yang terakhir, dilakukan insisi dengan hati-hati sehingga tidak melukai bagian dalam dari rumen.
4. Sayatan pada kulit dibuat cukup besar untuk mempermudah tangan operator bedah masuk kedalam rongga abdomen
5. Jika kondisi rumen tidak penuh, dinding rumen dan abdomen dengan sendirinya akan terpisah untuk mempermudah eksplorasi dalam rongga abdomen
Prosedur Rumenotomy :
• Lipatan dari rumen membesar dan harus dikecilkan untuk menghindari kontaminasi pada rongga abdomen dengan isi rumen sehingga untuk mengecilkannya membutuhkan teknik fiksasi. Setelah difiksasi, kemudian bagian dorsal rumen diinsisi longitudinal ke arah ventral
• Jika isi rumen penuh maka dikeluarkan dengan bantuan shroud. Lingkaran shroud dimasukan kedalam rumen, dan keluarkan isi rumen. Pengeluaran isi rumen tidak dilakukan semuanya.
• Maksimal 80% isi rumen dapat dikeluarkan. Jika ingin mengosongkan semua isi rumen maka harus disisahkan sedikit mikroflora sebelum rumen.
• Kemudian masukan tangan kedalam rumen, retikulum, dan alur esophagus untuk mencari benda asing dan langsung diangkat jika ditemukan.
• Sayatan pada rumen ditutup dengan dua kali jahitan menerus menggunakan benang catgut chromic no. 2 atau 3.
• Jahitan dan daerah yang terinsisi diirigasi dengan cairan NS.
• Fiksasi pada rumen dilepaskan dan semua benda-benda kotor yang ada diangkat.
• Dilakukan pembersihan pada lapangan operasi sebelum melakukan jahitan pada peritonium, muskulus dan kulit.
Jahitan penutup :
• Sayatan laparatomi dapat dijahit pada lapisan yang berbeda-beda.
• Lapisan pertama pada peritonium dan muskulus transversus abdominus menggunakan jahitan menerus sederhana degan catgut no. 2 atau 3.
• Pada lapisan kedua, muskulus Obliqus kemudian dijahit dengan catgut atau silk
• Dilakukan jahitan subcuticular antara tepi yang satu dengan tepi yang lainnya untuk menghilangkan space.
• Kulit dijahit dengan jahitan terputus sederhana, dan menggunakan perban untuk menutupi bagian luka.
3.2.3 Post Operasi
1) Pemberian antibiotik limoxin dan dexamethasone.
2) Pemberian minum
3) Pemberian makanan yang dapat mendukung proses penyembuhan luka.
IV. PEMBAHASAN
Rumenotomy merupakan teknik pembedahan yang dilakukan untuk membuka rumen pada ruminansia dengan berbagai macam indikasi. Beberapa indikasi untuk dilakukannya rumenotomy adalah : 1) Kembung, 2) Adanya benda asing di rumen, reticulum, omasum dan abomasum, 3) Eksplorasi rumen untuk mendiagnosis penyakit traumatic, selain benda asing, 4) Menelan tanaman yang beracun. Operasi dilakukan dengan anastesi epidural dan anastesi lokal sehingga hewan tidak direbahkan dalam posisi apapun tetapi disangga hingga posisinya tetap berdiri untuk mempermudah proses operasi. Insisi dilakukan disisi kiri abdomen dan setelah melewati bebebrapa 4 lapisan muskulus barulah ditemukan rumen. Selama proses operasi tidak ditemukan kendala yang berarti. Operasi dilakukan selama kurang lebih 2 jam.
Untuk mempermudah mencapai organ rumen, maka diperlukan lapangan insisi yang luas sehingga mudah juga untuk mengeluarkan isi rumen. Ada beberapa teknik memperluas lapangan operasi yakni dengan bantuan reractor taupun klem arteri. Tetapi juga dapat dilakukan jahitan untuk mempermudah proses insisi pada rumen kambing. Beberapa teknik fiksasi yang biasa dilakukan untuk lapangan operasi untuk bisa dengan mudah mencapai rumen adalah :
Teknik jahitan tetap, setelah laparatomi rumen harus ditarik keluar dengan perlahan dari sayatan dan dinding rumen dan berhenti di bagian belakang sayatan, bagian abdomen, cranial dan caudal dengan menempatkan 4 atau lebih jahitan diantara dinding rumen dan kulit dengan menggunakan benang nilon sebagai benang jahitan.
Teknik jahitan fiksasi rumen, setelah operasi rumenotomy dinding rumen bisa diperbaiki dengan melakukan sayatan pada tepi atas kulit dengan jahitan menerus untuk menarik rumen.
Teknik jahitan cincin Weingarth
Teknik fiksasi untuk menjepit kulit rumen, rumen diinsisi dan direkatan dengan kulit dengan bantuan towel clamp
McLintock dengan cincin fiksasi, sayatan pada rumen bisa diperbaiki dengan kain karet. Sayatan pada dinding rumen dilakukan diluar degan cincin karet.
Setelah melakukan tindakan operasi, hal yang harus diperhatikan adalah perawatan post operasi. Perawatan post operasi harus dilakukan dengan baik agar terhindar dari infeksi sekunder.
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk perawatan post operasi :
1) Pemberian obat-obatan analgesik atau antiinflamasi selama 2-3 hari
2) Mengganti perban sekitar 7-10 hari
3) Pemberian terapi cairan jika dibutuhkan
4) Laxative osmotik yang ringan dapat mendorong motilitas usus
5) Diet ringan untuk hewan selama beberapa hari setelah operasi
V. KESIMPULAN
Rumenotomy pada ruminansia dilakukan untuk membuka rumen dan melihat kelainan yang terjadi pada rumen. Jika terdapat benda asing maka harus dilakukan pengangkatan, jika terjadi kembung maka harus dilakukan pengeluaran gas dari dala rumen. Teknik bedah rumenotomy dilakukan dengan bantuan anastesi epidural dan anastesi lokal. Anastesi epidural dilakukan di vertebarae lumbosacral vertebrae lumba terakhir dan pada vertebrae sacral pertama. Selain anastesi epidural, dilakukan juga anastesi lokal yakni dengan menyuntikan lidocaine ke daerah yang akan diinsisi termasuk juga pada rumen. Hal lain yang dianggap penting untuk operasi ini adalah Shroud. Shourd dianggap penting karena sangat membantu untuk mengeluarkan isi rumen kambing sehingga tidak mengkontamisai lapangan operasi.
Daftar Pustaka
Andrew Niehaus. 2000. Rumenotomy and Rumenostomy : Indications and Outcomes. Columbus : The Ohio University.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar