ARTIKEL ILMIAH
PEMBERIAN FRAKSI AIR KULIT BUAH
JERUK KEPROK (Citrus nobilis Lour.)
TERHADAP
KADAR NITROGEN UREA DARAH
DALAM SERUM DARAH MENCIT
(Mus
musculus) JANTAN
THE EFFECT
OF WATER FRACTION OF CITRUS NOBILIS
LOUR. PEELS TOWARD BLOOD UREA NITROGEN LEVELS IN THE BLOOD SERUM OF
MALE MICE (Mus Musculus)
Abstract
ABSTRACT
A lot of useful contents from the peels of Citrus nobilis Lour. such as alkaloid,
flavonoid, polyphenols and hesperidin which can function as an antifertility.
In addition, it contains harmful content such as saponin
which may damage the kidneys and affect
the excretion of urea in the blood. Purpose
of this research is to
detect influence distribution of water fraction of Citrus nobilis
Lour. peels to blood urea nitrogen levels in blood serum of male mice (Mus musculus). This
experiment used 24 male mice, randomly divided into four different treatment
and six replicates each. Each treatment (P1: 40 mg/kg body weight, P2:
60 mg/kg body weight, P3: 80 mg/kg body weight
respectively) administered water fraction Citrus
nobilis Lour. 1 cc orally for 35 days,
except in the control group (P0) who were treated with 1 cc of
distilled water for 35 days. This research was analyzed using
Completely Randomized Design and continued with Least Significant Difference
Test with 5% significance level to know the different treatments. The Results
showed there are significant differences of blood urea nitrogen levels in the
four treatment groups (p <0.05), in cases there was increased in P1
treatment group but keep in the normal limit. There is no significantly
differences on the remained groups (P2 & P3)
Key Words: water fraction of Citrus
nobilis Lour. peels, Blood Urea Nitrogen (BUN) levels, antifertility
Menyetujui untuk dipublikasikan
Pemberian
Fraksi Air Kulit Buah Jeruk Keprok (Citrus
nobilis Lour.) Terhadap Kadar Nitrogen
Urea Darah
Dalam Serum Darah Mencit
(Mus musculus) Jantan
Abstrak
Terdapat banyak kandungan yang bermanfaat didalam kulit jeruk buah Citrus
nobilis lour. yaitu berupa alkaloid, flavonoid,
polifenol dan hesperidin yang dapat berfungsi sebagai antifertilitas. Selain
itu, terdapat pula kandungan yang merugikan berupa saponin yang mungkin dapat
merusak ginjal yang dapat mempengaruhi ekskresi urea di dalam darah. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian fraksi air kulit buah jeruk
keprok (Citrus nobilis Lour.)
terhadap kadar nitrogen urea darah dalam serum darah mencit (Mus musculus) jantan. Penelitian ini
menggunakan sampel 24 ekor mencit jantan dibagi secara acak dalam 4 perlakuan
dan masing-masing 6 ulangan. Masing-masing perlakuan (P1: 40 mg/kg
BB, P2: 60 mg/kg BB, P3: 80 mg/kg BB) diberikan fraksi
air Citrus nobilis Lour. secara oral
1 ml selama 35 hari, kecuali pada kelompok kontrol yang diberi perlakuan dengan
aquadest 1 ml selama 35 hari. Penelitian
ini dianalisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dilanjutkan dengan Uji
Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf signifikan 5% untuk mengetahui perlakuan
yang berbeda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kadar nitrogen urea darah
terdapat perbedaan yang nyata pada keempat kelompok perlakuan (p<0.05),
yaitu terjadi peningkatan yang nyata pada kelompok perlakuan P1 tetapi masih
dalam batas harga normal. Dan terjadi perbedaan tidak nyata pada perlakuan P2
& P3
Kata Kunci: fraksi
air kulit buah jeruk keprok (Citrus
nobilis Lour.), Kadar nitrogen urea darah, antifertilitas
Pendahuluan
Tanaman Jeruk merupakan
tanaman yang berkhasiat obat. Spesies jeruk melalui berbagai macam penelitian
yang telah dilakukan diketahui mengandung berbagai macam bahan aktif dengan
berbagai macam kegunaan. Kandungan tersebut antara lain berupa vitamin C,
berbagai macam flavonoid serta minyak atsiri (Morris, 2004). Salah satu spesies
tanaman jeruk yang banyak dibudidayakan dan memiliki tingkat konsumsi yang
tinggi di Indonesia adalah Citrus nobilis
Lour. atau jeruk keprok (Ashari, 1995). Kulit buah Citrus nobilis Lour.
mengandung berbagai macam komponen
yaitu vitamin A, vitamin C, limonene, citral, hesperidin, dan senyawa
polifenol yang termasuk bahan inhibitor hialuronidase.
Hesperidin yang
merupakan salah satu zat yang terkandung dalam kulit buah Citrus nobilis Lour. mempunyai berbagai macam aktifitas biologis,
antara lain sebagai antioksidan, antiinflamasi, antialergi, hipolipidemia,
serta dapat menghambat sintesis prostaglandin. Tringali (2001), dalam
penelitianya menunjukkan bahwa
hesperidin juga mempunyai efek antikanker dengan menghambat azoxymethane
(AOM) yang merupakan pencetus kanker usus pada tikus serta
N-butyl-N-(4-hydroxy-butyl) nitrosamine yang merupakan pencetus kanker saluran
kemih pada mencit. Pada penelitian lain, Hesperidin
dapat mencegah penetrasi spermatozoa dalam proses fertilisasi in vitro (Prajogo dkk., 2002).
Berdasarkan
data tersebut, Setiawan (2006) melakukan penelitian dengan menggunakan fraksi
air kulit buah Citrus nobilis Lour.
yang diberikan per oral pada mencit (Mus musculus) dengan dosis 100, 200, 300
mg/kg BB. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kulit buah Citrus nobilis Lour. dapat mengakibatkan
hambatan proses penetrasi spermatozoa karena dapat menghambat aktifitas enzim
hialuronidase spermatozoa mencit dalam proses dispersi lapisan cumulus oophorus ovum. Citrus nobilis Lour. mengandung
hesperidin yang merupakan salah satu komponen dari senyawa flavonoid dan
memiliki aktifitas sebagai inhibitor
hialuronidase yang bisa memberikan efek antifertilitas apabila diberikan secara
teratur, sehingga dapat digunakan sebagai bahan kontrasepsi (Li et al., 1997).
Namun demikian,
penggunaan kulit buah Citrus nobilis
Lour. secara teratur sebagai bahan kontrasepsi perlu dipertimbangkan karena
dalam kulit buah Citrus nobilis Lour.
juga terkandung senyawa yang merugikan yaitu saponin, yang dapat menyebabkan
toksik dan urtikaria. Toksin saponin dikenal dengan sapotoksin, pada
konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah (Kam,
1989). Saponin jika dikonsumsi dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan
kerusakan jaringan seperti lesi pada ginjal, nefrosis dan nekrosis tubulus
proximal ginjal (Evans, 1992).
Gangguan
fungsi ginjal menyebabkan laju filtrasi glomerulus menurun dan mengakibatkan
ekskresi urea terganggu. Urea di filtrasi oleh glomerulus dan akan
diekskresikan bersama urin (Bijanti, 2009). Peningkatan Nitrogen Urea Darah
(BUN) umumnya menunjukkan reduksi pada fungsi ginjal (Horne dan Swearingen,
2001). Menurut Guyton and Hall (1997), Parameter
kerusakan fungsi ginjal dapat diketahui dengan pemeriksaan kadar urea dalam darah atau serum (BUN), kadar kreatinin
dalam serum, (Glomerolus Filtration Rate
= GFR), clearence kreatinin, dan clearence
urea. Pada penelitian ini digunakan pemeriksaan BUN dengan alasan kerena kadar
BUN menggambarkan keseimbangan antara pembentukan urea dan katabolisme protein
serta ekskresi urea oleh ginjal (Wahyuni dan Bijanti, 2006). Ekskresi urea
merupakan fungsi ginjal yang terpenting (Herper, 1983)
Maka berdasarkan uraian
tersebut diatas, sebelum digunakan sebagai obat, bahan obat yang digunakan
perlu dilakukan uji keamanan suatu bahan obat, karena menurut Depkes R.I (1994)
untuk mengetahui kemungkinan adanya efek toksik setelah pemaparan zat kimia
secara berulang dalam jangka waktu tertentu perlu dilakukan pengujian sehingga
dapat diketahui efek sampingnya untuk organ tertentu. Uji tersebut dapat
dilakukan dengan beberapa parameter hematologi, biokimia klinis, dan
pemeriksaan histopatologi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai
perubahan kadar Nitrogen Urea Darah dalam Serum Darah pada mencit jantan yang diakibatkan
oleh pemberian fraksi air kulit buah Citrus nobilis Lour. yang dapat
berfungsi sebagai bahan kontrasepsi, sebagai persyaratan efek keamanan obat.
Metode Penelitian
Pembuatan fraksi air kulit buah jeruk keprok (Citrus nobilis Lour.) dilaksanakan di
Laboratorium Fitokimia Departemen Ilmu Bahan Alam Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga. Perlakuan dilaksanakan di kandang unit hewan coba Kampus C Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Airlangga kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan
sampel darah mencit (Mus musculus)
jantan untuk mengetahui kadar Nitrogen Urea Darah dalam Serum Darah mencit (Mus musculus) jantan yang dilakukan di
Laboratorium Patologi Klinik Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Airlangga.
Hewan
percobaan yang digunakan adalah mencit (Mus
musculus) jantan 24 ekor yang berumur 6 bulan dengan berat badan rata-rata
30 g. Sampel yang digunakan adalah serum darah 0,01 ml. Bahan yang digunakan
terdiri dari: fraksi air kulit buah Citrus
nobilis Lour., larutan NaOH 2N dan larutan HCl 2N untuk pembuatan fraksi
air kulit buah Citrus nobilis Lour.,
pakan ayam yang berbentuk crumble
untuk pakan mencit, Serum/plasma jernih,
Urease 40.000 U/L, Buffer EDTA
pH 6,5, Reagen I, Reagen II.
Persiapan
Hewan Coba
Sebelum penelitian
dilakukan, mencit jantan (Mus musculus)
diadaptasikan pada kandang selama 7 hari. Kemudian dibagi secara acak menjadi 4
kelompok yaitu satu kelompok kontrol (P0) dan tiga kelompok
perlakuan (P1, P2, dan P3), masing-masing
perlakuan dengan 6 ulangan. Sebelum diberi perlakuan hewan coba tersebut
diadaptasikan dengan diberi pakan ayam yang berbentuk crumble dan minum secara ad
libitum. Setelah diadaptasikan hewan
coba mulai diberikan aquadest dan
solusio fraksi air kulit buah Citrus
nobilis Lour. per oral melalui
sonde selama 35 hari.
Pelaksanaan Penelitian
Setelah mencit
diadaptasikan selama 7 hari, kemudian dikelompokkan menjadi empat perlakuan
yang berbeda:
1.
P0 : Kontrol dengan Aquadest steril sebanyak 1 cc/ekor PO,
2.
P1 : 40 mg/kg BB sebanyak 1 cc/ekor PO,
3.
P2 : 60 mg/kg BB sebanyak 1 cc/ekor PO,
4.
P3 : 80 mg/kg BB sebanyak 1 cc/ekor PO,
Dosis tersebut di atas mengacu pada dosis
dalam penelitian Wulan, (2010), yang didasarkan pada penelitian Setiawan (2006)
bahwa dengan dasar dosis 100 mg/kg BB tidak terjadi fertilisasi. Pemberian
dilakukan setiap hari per oral dengan
sonde selama 35 hari. Pada hari ke-36 setelah perlakuan, dilakukan pengambilan
darah melalui jantung dengan cara memasukkan disposable syringe 1 ml. Sebelumnya terlebih dahulu mencit
dikorbankan. Darah ditampung dalam tabung reaksi tanpa antikoagulan kemudian
disentrifugasi dingin dengan kecepatan 5000 rpm selama 10 menit. Serum yang
diperoleh dari hasil sentrifugasi digunakan sebagai sampel untuk pemeriksaan
kadar Nitrogan Urea Darah.
Rancangan Penelitian dan Analisis Data
Menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan enam ulangan. Dianalisis dengan
uji F atau Analysis Of Variant (Anova). Jika terdapat pengaruh yang
nyata, maka perhitungan dari masing-masing perlakuan akan dilanjutkan dengan
Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf signifikan 5% (Kusriningrum, 2008).
Hasil dan Pembahasan
Tabel
4.1 Rata-rata dan Simpangan Baku Kadar Nitrogen Urea Darah (BUN) Mencit (Mus musculus) setelah perlakuan.
PERLAKUAN
|
Kadar (BUN) (mg/dl)
(x ± SD)
|
P3
|
12,908 ±
0,8509b
|
P2
|
12,747
± 1,1382bc
|
P1
|
15,05 ±
1,3386a
|
P0
|
12,212
± 2,2333bc
|
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada
kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata
Perhitungan
statistik dengan uji F terhadap kadar Nitrogen Urea Darah (BUN)
menunjukkan F hitung 3,55 lebih besar
dari F tabel 3,10 pada taraf signifikan 5%. Berarti empat kelompok perlakuan
terdapat perbedaan yang nyata (p < 0,05) terhadap kadar Nitrogen Urea Darah
(BUN). Selanjutnya dilakukan uji BNT dengan taraf 5%. Pada uji BNT 5%
ditunjukkan bahwa kelompok perlakuan P1 memberikan hasil tertinggi
dan berbeda nyata (p < 0,05) dengan ketiga kelompok perlakuan yaitu P3,
P2 dan P0. Sedangkan antara kelompok perlakuan P0, P2,
P3 terjadi perbedaan yang tidak berbeda nyata antara ketiganya. Berdasarkan
hasil perhitungan statistik terhadap kadar Nitrogen Urea Darah (BUN) keempat
kelompok perlakuan didapatkan rata-rata untuk perlakuan pemberian fraksi air Citrus nobilis Lour. 80 mg/kg BB (P3)
sebesar 12,908 (mg/dl), perlakuan pemberian fraksi air Citrus nobilis Lour. 60 mg/kg BB (P2) sebesar 12,747
(mg/dl), perlakuan pemberian fraksi air Citrus
nobilis Lour. 40 mg/kg BB (P1) sebesar 15,05 (mg/dl) dan
perlakuan kontrol (P0) sebesar 12,212 (mg/dl). Berdasarkan perhitungan
dengan menggunakan Uji F menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata diantara
keempat perlakuan.
Pada kelompok perlakuan
P1 (dosis terkecil) dihasilkan kadar BUN paling tinggi, sebaliknya
pada kelompok perlakuan dengan dosis yang lebih tinggi (P2 dan P3)
kadar BUN tidak berbeda secara nyata dengan kontrol (P0). Hal ini
mungkin disebabkan karena serum darah yang lisis akibat kesalahan pada saat
sentrifugasi sehingga menyebabkan kenaikan kadar BUN yang berbeda nyata
diantara empat kelompok perlakuan. Selain itu adapun hal-hal lain yang dapat
mempengaruhi kenaikan kadar BUN yaitu perdarahan pada gastrointestinal,
dehidrasi, meningkatnya intake protein, meningkatnya katabolisme protein,
infeksi sistemik, dan terapi menggunakan kortikosteroid (Kher, 1992). Dehidrasi
atau shok dapat berakibat jumlah urea yang dikeluarkan akan menurun sehingga
kadar urea dalam sirkulasi darah menjadi meningkat (Wahjuni dan Bijanti, 2006).
Meskipun hasil menunjukkan P1 berbeda nyata terhadap kelompok
perlakuan lain (P0, P2 dan P3), tetapi kadar
BUN masih dalam batas harga normal. Harga normal BUN
yaitu berkisar 11,9 – 28,0 mg/dl. Kadar BUN setelah pemberian fraksi air kulit
buah Citrus nobilis Lour. berkisar
antara 12,75 – 15,05 mg/dl. Dengan kata lain, fraksi air kulit buah Citrus nobilis Lour. tidak menimbulkan
gangguan pada fungsi ginjal.
Hasil tersebut didukung
dengan laporan Agustina (2010) yaitu bahwa secara histopatologi pemberian
fraksi air kulit buah Citrus nobilis Lour. dengan dosis 40 mg/ kg BB, 60
mg/ kg BB dan 80 mg/ kg BB relatif aman. Perubahan-perubahan yang terjadi pada
gambaran mikroskopik ginjal mencit (Mus musculus) jantan yaitu kongesti
dan degenerasi masih dalam tahap ringan dan bersifat reversibel jika
penyebabnya dihilangkan.
Kesimpulan
Dapat
disimpulkan bahwa Pemberian fraksi air kulit buah Citrus nobilis Lour. tidak meningkatkan kadar Nitrogen Urea Darah
karena kadar BUN masih dalam batas harga normal (11,9-28 mg/dl), dengan hasil
tertinggi didapat pada perlakuan P1 (15,05 mg/dl).
Daftar
Pustaka
Agustina,
P. 2010. Pengaruh Pemberian Fraksi Air Kulit Buah Jeruk Keprok (Citrus nobilis Lour.) Terhadap Gambaran
Histopatologi Ginjal Mencit (Mus
musculus) Jantan. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
Surabaya.
Ashari,
S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia
(UI-Press). Jakarta. 310-312.
Bijanti,
R. 2009. Bahan Ajar Patologi Klinik Veteriner, Kimia Klinik Veteriner. Edisi
Pertama. Departemen Kedokteran Dasar Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga. Surabaya
Depkes
R.I. 1994. Prosedur Operasional Baku Uji Toksisitas. Pusat Pemeriksaan Obat dan
Makanan WHO Collaborating Centre for Quality Assurance Essential Drugs. Depkes
R.I. Jakarta
Evans.
1992. Farmacognosy. 13 Edition. Baillierre Tindall. Philadelpia. London.
480-484.
Guyton, A.C. and Hall, J.E. 1997. Fisiologi
Kedokteran. Edisi 9. Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jakarta. 417-430.
Herper,
H.A. 1983. Review of Biochemistry. Diterjemahkan oleh Adji Dharma. CV. ECG.
Penerbit. Buku Kedokteran. Jakarta. 437-451.
Horne
dan Swearingen. 2001. Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan Asam Basa. Edisi 2.
Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 38, 46.
Kam, O.N. 1989. Zat-Zat Toksik yang Secara
Alamiah Ada pada Bahan Makanan Nabati. Cermin Dunia Kedokteran No 58. http://www.kalbe.co.id. 30 Juli 2009.
Kher, K.K. 1992. Evaluation of Renal
Function. Clinical Pediatric Nephrology. New York : McGraw-Hill. 3-22.
Kusriningrum,
RS. 2008. Buku Ajar Perancangan Percobaan. Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga. Penerbit Dani Abadi. Surabaya.
Li, M.W., AI., Yudin, V., Voort. K., Sabeur,
P., Primakoff, and J.W. 1997. Inhibition of Monkey Sperm Hyaluronidase Activity
and Heterologous Cumulus Penetration by Flavonoid In: Biol. Repord., 56:6,
1383-1389
Prajogo, D.E.W., Widjiati, dan Mulyadi, T.
2002. Pengaruh Fraksi Polifenol Gendarussa vulgaris Nees pada Penurunan
aktivitas Hyaloronidase Spermatozoa Mencit melalui Uji Fertilisasi In vitro. Dalam: Laporan Penelitian Ilmu Pengetahuan Dasar.
Lembaga Penelitian Universitas Airlangga. Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga. Surabaya
Setiawan,
D.A. 2006. Efek Ekstrak Kulit Buah Citrus
nobilis Lour Terhadap Angka Fertilitas. Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga. Surabaya.
Tringali, C. 2001. Bioactive Compound from
Natural Sources. London: Taylor ann Francis Inc. 164-165
Wahjuni,
R.S., dan Bijanti, R. 2006. Uji Efek Samping Formula Pakan Komplit Terhadap
Fungsi Hati Dan Ginjal Pedet Sapi Friesian Holstein. J. Kedokteran Hewan Vol.
22 (3): 174 – 178
Tidak ada komentar:
Posting Komentar