Senin, 21 Januari 2013

REPRODUKSI JANTAN PADA BABI, SAPI DAN MERPATI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bilogi adalah ilmu tentang kehidupan yang sudah berakar dari dalam diri manusia. Orang memelihara hewan, membudi-dayakan tanaman hias, mengundang burung-burung dengan menyediakan halaman belakang rumah mereka, mengunjungi kebun binatang dan cagar alam/taman nasional. Untuk mempertahankan keturunan, semua mahluk hidup harus mengadakan pembiakan. Reproduksi atau pembiakan ialah memperbanyak diri atau keturunan. Tujuan dari reproduksi itu sendiri adalah agar suatu spesies tertentu tidak punah, karena suatu mahluk hidup semua akan mati, yang merupakan ciri dari mahluk hidup. Peristiwa reproduksi melibatkan dua individu, yang mana mempunyai masing-masing alat yang bisa digunakan untuk bereproduksi, dalam pihak betina, kita mengenal sisitim reproduksi betina, begitupun dalam pihak jantan kita mengenal sisitim reproduksi jantan.
Dikarenakan mahluk hidup di dunia ini sangatlah beragam, maka sistim reproduksi dari masing-masing spesies berbeda pula. Maka dari itu kami menyusun mkalah ini agar kami mengetahui perbedaan sistim reproduksi jantan pada setiap spesies.

1.2  Rumusam masalah
Adapun rumusan masalah yang dilakukan dalam penyusunan makalh ini adalah:
  1. Sebutkan sistem reproduksi jantan pada babi, merpati, dan sapi?
  2. Perbedaan apa yang mencolok dari ketiga jenis hewan tersebt?
1.3  Tujuan
Tujuan dilakukan pembuatan lakalah ini adalah agar mahasiswa mengerti organ apa saja yang terdapat dalan alat kelamin pada babi, merpati, sapi jantan








BAB II
PEMBAHASAN
Reproduksi atau pembiakan ialah memperbanyak diri atau keturunan. Bertujuan untuk mempertahankan kehadiran spesies di alam. Individu di kalangan penduduk suatu spesies suatu ketika akan mati, sebagai ciri kehidupan. Karena itu jumlah penduduk itu akan susut, dan jika terus begitu mereka bisa punah. Karena itu sebelum setiap individu mati ia harus berkaturunan atau beranak dulu. Anak harus lebih banyak dari parent (tertua). Karena hidup itu banyak menempuh tantangan dan bahaya, terutama bagi anak yang masih lemah dan sederhana. Makin banyak anak dilahirkan makin besar kesempatan selamat hidup sampai dewasa, lalu bereproduksi lagi (Yatim, 1994:11).
Sistem reproduksi jantan terdiri atas (1) testis yang dikelilingi tunika vaginalis dan selubung testis, (2) epididimis, (3) duktus deferens, (4) kelenjar aksesori, (kelenjar vesikulosa, prostat, dan bulbouretralis), (5) uretra, dan (6) penis yang dilindungi oleh prepusium (Dellman, dkk, 1992;446).
Secara anatomik, alat kelamin jantan dapt dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu: (Partodihardjo, 1987;25)
  1. Gonad atau testis (kelenjar benih) merupakan bagian alat kelamin yang utama
  2. Saluran-saluran reproduksi terdiri atas; epididymis, vas deferens dan uretra; sedang kelenjar-kelanjar mani terdiri atas: kelenjar vesikularis, kelenjar prostata, dan kelenjar bulboureralis atau kelenjar cowper
  3. Alat kelamin bagian luar yaitu: penis yang merupakan alat kopulasi dan penyalur mani dan urin; dan alat pelindung yang terdiri dari skrotum dan preputium.
Alat reproduksi jantan. Fungsi utaman alat reproduksi jantan, ialah (Girisonta, 1981;79):
  • Meproduksi sel jantan, yakni yang disebut spermatozoa atau biasa disingkat sperma
  • Memasukkan sperma pada alat reproduksi betina pada saat yang bertepatan
TESTES
Bentuk testis bulat panjang, dengan sumbu pemanjangannya ke arah vertikal. Setelah kulit dibuka (ikut tersayat korium, tunika dartos, tunoka vaginalis komunis), testes terbungkus oleh kapsul berwarna putih mengkilat yang disebut; tunika albuginea. Tunika ini mengandung urat syaraf dan urat darh; pembuluh darah ini terlihat berkelok-kelok (Partodihardjo, 1987;26).
Pada hewan dewasa panjang testes 12-15 cm, dan diameter berayun dari 6 sampai 8 cm. berat sebuah testis, termasuk tunika albuginea dan epididymis berayun antara 300 sampai 500 gram, tergantung pada umur, jenis sapi dan kondisi makanan (Partodihardjo, 1987;26)
Tunika vaginalis. Bila testis diangkat dari skrotum, lapis parietal tunika vaginalis tetap melekat pada skrotum, sedangkan lapis viseralis, pembalut peritoneum pada testis (dan epididymis) tetap bertaut erat pada kapsula testis di bawahnya, yakni tunika albuginea. Lapis viseralis tunika vaginalis terdiri dari mesotel dan jaringan ikat yang melekat pada tunika albuginea (Dellman dkk, 1992;446).
Testes pejantan dewasa normal mempunyai 2 fungsi yang penting (Salisbury, 1985;207):
ü  Memproduksi spermatozoa hidup dan subur
ü  Memproduksi androgen, atau hormonkelamin jantan, testosteron
Testis sapi jantan berbentuk bulat panjang, terletak di dalam kantong scrotum dan tergantung pada shorda spermaticus dengan bagian anterior testis testis lebih ke bawah atau dengan posisi ventral. Pada hewan dewasa panjang testis 10-12½ cm dan lebar 5-6,25 cm dengan berat 500 gram. Testis ini diselubungi oleh selapis turunan pengikat yang tipis dan elastis, tunica albuginea. Bila diraba selaput ini terasa kukuh dan kuat. Testis terbagi secara tak sempurna oleh mediastum, suatu septum yang terbatas. Helai-halai jaringan ikat berjalan dari pusat testis pada sumbu longitudinal dan bersambung dengan selaput pemisah. Segmen-segmen testis mengandung banyak tubuli seminiferi yang berkelok-kelok, jaringan longgar dan sel-sel intersetial yang berserakan. Panjang tubuli keseluruhan pada sapi jantan dewasa diperkirakan 4,5 km, dan setiap tubulus bergaris tengah 200 mikron lebih sedikit. Pada sapi jantan garis tengah tubuli bervariasi dari 207-296 mikron. Kira-kira 80% dari berat seekor sapi jantan normal terdiri dari tubuli (Salisbury, 1985;207).
Testis. Babi seperti halnya hewan ternak lainnya, memiliki dua buah testis yang berada di luar tubuh dan terbungkus oleh kantong yang disebut scrotum (Girisonta, 1981;79).
Testes babi sangat besar tapi relatif lebih lunak, dan terletak horizontal di dalam scrotum. Testes berbentuk lonjong, panjang 10 sampai 15cm, diameter 5 sampai 9cm, berat (dua testes) antara 500 sampai 800 gram, rata-rata 600 gram. Tubuli seminiferi mencapai panjang 600 meter (Toilehere, 1977;87).
Burung jantan memiliki sepasang testis perut berbaring cranioventral ke lobus ginjal pertama. Testis meningkat secara dramatis dalam ukuran selama musim kawin. Vas deferens muncul medial dan melewati caudally ke kloaka yang mana memiliki kesamaan dengan pembukaan ureter di Urodeum. Vas Terminal deferens bengkak sebagai organ penyimpanan, yaitu Glomus seminalis (atau vesikula seminalis seperti pada gambar ke kanan). Testes kanan lebih kecil daripada testes yang kiri. Testes berbentuk oval, warna keputihan, pada masa kawin membesar yang berfungsi sebagai penghasil sperma (Rachmanto, 2001;55).

Kedalaman testis terbagi atas lebih kurang 250 kamar bentuk piramid, yang puncaknya berada di mediastinum. Kamar-kamar itu disebut lobula testis, dipisahkan sesamanya dengan serat jaringan ikat (saluran penghasil mani) yang bergulung banyak sekali. Diantara tubuli terkandung jaringan ikat atau jaringan interstitial (Yatim, 1994;30).
Jika kita memotong skrotum secara melintang maka secara mikroskopis terlihat adanya lapisan-lapisan tenunen pembungkus testes (Partodihardjo, 1987;26-28):
  1. Epidermis adalah bagian kulit luar
  2. Korium adalah jangat bagian kulit yang mengandung banyak urat darah dan urat syaraf
  3. Tunika Dartos adalah fascia pelindung yang juga mengandung unsur serabut urat daging, jadi dapat berkontraksi
  4. Tenunan pengikat yang longgar
  5. Tenunan unika vaginalis komunis (bagian dari peritonium)
  6. Rongga sempit adalah bagian rongga perut yang menjulur ke daerah inguinal yang merupakan kantong dimana kemudian ditempati oleh testes yang turun dari dalam rongga perut sewaktu masih dalam perkembangan embrio
  7. Tunika albuginea mengandung serabut-serabut fascia yang licin mengkilat berwarna putih mengandung banyak buluh dan syaraf. Bagian ini merupakan pembungkus langsung parenchyma testes
  8. Parenchyma terdiri atas: tubuli seminiferi, lobuli, sel-sel instertitial, saluran-saluran cairan testes dan spermatozoa
  9. Mediastinum testes adalah bagian tengah dari testes, dan merupakan perluasan dari retetestes
Lobulus adalah kantong-kantong kecil yang pada umumnya berbentuk kerucut, seperti buah salak. Ujug medialnya lancip, sedang ujung lateralnya lebar dan merupakan dasar dari kerucut tersebut. Isi lobulus adalah tubulus seminiferus. Tabung ini kecil, panjang, berkelok-kelok memenuhi seluruh kerucut. Muara tabung seminiferus terdapat pada ujung medial dari kerucut dan langsung berhubungan dengan rete testes. Dinidng tubulus seminiferus terdiri atas sel-sel membran basal, epitel benih, sel-sel penunjang dan sel penghasil cairan testes (Partodihardjo, 1987;30).
Tubuli seminiferi memproduksispermatozoa hasil dari pembelahan sel yang berurutan berasal dari deretan sel epitel lembaga, yang disebut spermatogonia, dan terletak di membran basalis yang merupakan sebagai dinding luar tubules. Jadi pembelahan sel dan perkembangan sel berjalan ke arah dalam menuju ke lumen tubuli, yang tercampur dengan spermatozoa. Sel sertoli terletak berjarak pada dinding tubuli dan menonjol masuk ke dalam lumen. Dikatakan bahwa sel sertoli memberi makan spermatid sampai terjadi tingkat metamorphosis yang sempurna dan mereka akan tinggal hidup sendiri-sendiri (Salisbury, 1985;208).
Sel-sel leydig atau sel-sel interstitial, yang tersebar di parenchyma testes diantara tubuli, merupakan sumber hormon jantan. Pada sapi hormon ini muncul pertama kali didalam testis dari embrio berukuran 30 mm. testis embrio sapi tampak ssebelum terbentuk ovarium dan dapat dibedakan pada embrio berukuran 20 mm (Salisbury, 1985;209).
Sel-sel interstitial adalah sel-sel yang terdapat di antara lobuli. Sel-sel ini berbentuk poligonal teranyam bersama-sam tenunan pengikat. Karena ditemukan oleh leydig maka disebut sel leydig dan telah pula diketahui bahwa sel tersebut adalah penghasil hormon jantan, atau androgen. Produksi sel spermatozoa berjalan tanpa hentinya; kecepatan tergantung dari kondisi makanan. Diet berprotein tinggi akan berpengaruh ke arah produksi tinggi. Karena tanpa henti maka dalam tempo yang relatif singkat lumen tubuli seminiferi akan penuh. Karena sperma yang terbentuk belum bergerak, maka transport sperma ke dalam saluran sperma tergantung dari adanya cairan testis. Cairan ini dihasilkan oleh sel sertoli dan sel-sel lain yang terdapat di antara sel sertoli dan sel-sel spermatogonium dalam tubuli seminiferi (Partodihardjo, 1987;30).
SKROTUM
Skrotum adalah kantong testes. Dalam keadaan relaks pada sapi, skrotum itu panjang ke bawah. Kulit di daerah skrotum pada umumnya tak berbulu walaupu ada, bulu itu tipis dan jarang tumbuhnya (Partodiharjo, 1987;36).
Alat kelamin jantan dewasa normal hanya dapat terlihat scrotum dan sekelompok dan sekelompok penisnya saja, yaitu yang diliputi oleh rambut preputium. Scrotum yang merupakan kantong ganda berisi testis terdapat di daerah inguinal di antara kedua lipat paha, tepat di belakangputing yang rudimenter. Bagian luar scrotum terbagi dua secara simetris dilekukan tengah ke ara vertikal dan sedikit rata di permukaan anterior dan posterior. Tiap-tiap scrotum tersebut berisi satu testes (Salisbury, 1985;203).
Skrotum berfungsi mengatur temperatur testes dan epididymis supaya tetap bertemperatur 4⁰ sampai 7⁰ lebih rendah dari  temperatur tubuh. Mekanisme dari sistim thermoregulator ini dikerjakan oleh 2 muskulus yaitu: muskulus kremaster externa dan intera dan juga oleh tunika dartos. Kedua muskulus kremaster itu dapat menarik testes ke atas mendekati ruang perut untuk mendapat pemanasan. Pada kedaan panas, kedua muskulus kremaster itu merelaks dan testes itu turun menjauhi ruang perut. Demikian juga tunika dartos akan mengerut bila udara dingin. Akibatnya skrotum mengkerut, dan memaksa testes naik ke atas mendekati ruang perut (Partodiharjo, 1987;37).
Scotum babi terletak tepat dibawah anus dan tidak begitu jelas seperti yang terlihat pada mamalia lainnya (Toilehere, 1977;87).


SALURAN PENGELUARAN
Epididymis
Epididymis, suatu pembuluh yang timbul dari bagian dorsal testes berasal dari ductus efferensia, terdiri dri 3 bagian; kepala, badan, dan ekor (Slisury, 1985;213).
Caudal epididymis pada babi cukup besar, terletak pada bagian dorsal, corpus pada bagian cranial, dan caput di bagian ventral (Toilehere, 1977;87).
Epididymis pada babi adalah bagian dari organ reproduksi di dalam testis yang terbentuk tabung bergulung-gulung. Epididymis berfungsi :
  • Sebagai tempat penyimpanan sperma
  • Sebagai tempat keluarnya cairan yang bisa memberikan bahan makanan pada sperma
  • Sebagai tempat maturasi sperma (Girisonta, 1981;82).
Spermatozoa tertimbun di dalam epididymis dan menjadi dewasa selama perjalanannya di dalam pembuluh epididymis itu, yang panjangnya sampai 33-3 cm. pada sapi jantan 44 cm dan lebih panjang pada babi atau kuda jantan. Di dalam epididymis spermatozoa menjadi masak terhadap kemampuannya untuk memperlihatkan motilitas yang spontan dan kemempuan untuk membuahi ovum (Salisbury, 1985;215).
Pada merpati ada sepasang epididymis, berukuran kecil dan terletak pada bagian sisi dorsal testis, yang merupakan saluran spermatozoa (Rachmanto, 2001;57).
Vas Deferens
Vas deferens pada babi adalah saluran berbentuk bulat dan panjang yang menghubungkan antara epididymis dengan urethra. Fungsi utama adalah membawa sperma masuk ke dalam urethra pada saat ejakulasi (pemancaran sperma). Pemotongan atau pengikatan yang dilakukan terhadap saluran ini disebut vasectomy. Operasi dan pengikatan saluran semacam ini dimaksudkan agar supaya hewan menjadi steril (Girisonta, 1981;82).
Vas deferens berasal dari epididymis dan berjalan dari titik terendah testes ke atas dan bersama dengan tali spermaticus melewati cincin inguinalis dan di tempat itu vas deferens akan memisahkan diri dari pembuluh darah arteri dan vena, syaraf dan jaringan lain pada tali spermaticus tersebut. Vas deferens akan masuk ke dalam ruang abdominalis mengandung sel epitel yang berjajar hampir lurus, memiliki dua lapisan urat daging yang membujur dan melingkar, dan dibungkus oleh selaput peritonium. Vas deferens memiliki syaraf yang banyak jumlahnya berasal dari plexus pelvis dari sistem syaraf yang banyak jumlahnya berasal dari plexus pelvis dari sistem syaraf sympaticus. Di daerah pelvis vas deferens membesar dan membentuk ampulla Henle (panjang 10 sampai 17,5 cm) yang memiliki banyak kelenjar dan spermatozoa tertimbun di dalamnya (Salisbury, 1985;216).
Ujung terminalis vas deferens membentuk ampula (pada kuda, ruminansia, anjing) atau tidak (pada babi, kucing) mengandung kelenjar tubuloalveolar bercabang sederhana dalam propia-submukosa (Dellman, 1992;468).
Pada merpati vas deferens juga terdapat sepasang, pada burung muda, vas deferens terlihat lurus, sedangkan pada burung yang tua, tampak berkelok-kelok, berjalan ke caudal menyilang ke ureter, kemudian bermuara ke kloaka. Pada merpati, vas deferens sebelah kanan berkembang dengan baik, berbentuk panjang dan berkelok-kelok, yang sebelah kiri kurang berkembang dengan baik dan berbentuk agak lurus (Rachmanto, 2001;57).
Kedua ampula tidak panjang (±4 cm), sebab setelah menyusup di bawah kelenjar prostata dan bermuara, keduanya berupa saluran yang sempit dalam uretra. Sebelum koitus terjadi, yaitu pada saat rangsangan seksuil terjadi, vas deferens berkontraksi dan gerak peristaltik yang terjadi mengalirkan sperma dari bagian ekorepididymis ke dalam ampula (Partodiharjo, 1987;37).
Urethra
Urethra adalah saluran urogenitalis, jadi untuk urine dan semen. Yang disebut urethra ialah bagian saluran yang tergantung dari tempat bermuaranya ampula vas deferens sampai ke ujung penis. Menurut bentuk dan letaknya dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
  1. Bagian pelvis
Panjangnya kira-kira 15 sampai 20 cm dari muara ampula; bagian ini berupa pipa yang diselubungi oleh urat daging yang tebal dan terletak di atas simfisis pelvis
  1. Bagian yang membengkok
Dimana uretra itu meninggalkan simfisis pelvis sampai ke pangkal penis. Bagian ini berupa pipa yang mengandung sedikit sekali unsur urat daging. Panjangnya kira-kira 10 cm
  1. Bagian penis
Yaitu mulai dari pangkal penis ke ujung penis (Partodiharjo, 1987;39).
Urethra merupakan saluran pengeluaran yang biasa terpakai oleh produksi testis dan juga jalan keluar bagi produksi kelenjar pelengkap dan juga merupakan jalan keluar air kencing. Urethra berasal dari daerah pelvis dan penis dan berakhir pada ujung glands penis yang merupakan sebagai orificium externa urethralis. Urethra berdinding sel ephitel peralihan yang menjadi sel yang berbentuk pipih dan bertandukdi dekat ujung glands penis. Urethra berasal dari leher kandung air kencng, di orificium interna urethralis dan membesar tepat di belakang untuk selanjutnya membentuk colliculus seinalis, yaitu tempat masuknya pembuluh dari kelenjar ampulla dan kelenjar vesikula seminalis. Orificium ampulla berada di sebelah atas atau dorsal orificium dari vesicula seminalis kira-kira 40% dari pejantan; orificium ampulla ini berada di bawah atau ventral pada bangsa sapi lain kira-kira 40%; dan orificium ampulla berada di antara sebanyak 20% (Salisbury, 1985;216).
Urethra menghubungkan kandung air kencing dengan glands penis berfungsi untuk mengalirkan air kencing dan semen (Girisonta, 1981;82).
PENIS
Penis yaitu alat reproduksi bagian luar yang berfungsi untuk alat kopulasi yakni memasukkan sperma ke dalam lat reproduksi betina (girisonta, 1981;82).
Penis mempunyai 2 fungsi yaitu yang utama menyemprotkan semen ke dalam alat reproduksi betina; kedua, untuk lewatnya urin (Partodiharjo, 1987;41).
Pada sapi, penis berbentuk bulat panjang dan bertipe fibroelastis, artinya selalu dalam keadaan agak kaku dan kenyal meskipun dalam keadaan non-aktif atau non erecsi. Penis terbingkus oleh tunika fibrosa yang padat dan putih, disebutbtunica albiginea. Penis dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian pangkal, yang melekat pada fascia atau ligamenta yang kuat dan disebut “crus penis”. Bagian badan dimana di bagian tengahnya melipat melingkar merupakan huruf S disebut “Sigmoid” dan bagian ujung penis disebut “Glans penis” (Partodiharjo, 1987;41).
Korpus penis sapi jantan mengndung jaringan ikat sentral terbentuk dari susunan trabekula yang memusat. Ujung glans penis terdiri dari sel-sel mesenkim, sel lemak, dan ruang antar sel yang luas. Terdapat pleksus venosus erektil yang ekstensif. Penis kambing dan domba mirip dengan penis sapi jantan,glans penisnya membesar seperti tudung. Dua bentuk kantung lateral korpus spongiosum penis menonjol ke arah lateral (Dellman, 1992;48).
Penis babi mirip penis sapi tetapi flexura sigmoideanya terletak praescrotal. Bagian kranial penis tidak mempunyaiglans tetapi berbentuk spiral ke arah yang berlawanan dengan arahsampai 30 cm bagian penis tersebut keluar dari mulut praeputim (Toilehere, 1977;88).
Penis hewan jantan dewasa berukuran panjang 91,4 cm dan bergaris tengah 2,5 cm. bentuk penis ini sylindris dan sedikit menipis dari pangkal penis ke ujung yang bebas. Bagian ujung penis memiliki sedikit sekali jaringan tegang, kecuali bagian pangkal; jadi penis membesar sedikit pada waktu ereksi dan menjadi lebih tegang. Pada waktu keadaan penis mengndor atau tidak meregang, penis sapi jantan padat dan keras. Di belakang scrotum penis tadi membentuk lengkungan menyerupai huruf S ini akan menjadi  lurus yang menyebabkan penis mencapai panjang 91,4 cm. glans penis panjangnya sekitar 4,5 cm, memipih di bagian atas dan bawah, memuntir dan bagian ujungnya menguncup. Bagian ini berisi sedikit jaringan tegang dan pada waktu ereksi menjadi lebih besar sedikit (Salisbury,1985;221).
Perbedaan panjang penis antara ereksi dan tak ereksi adalah 3:2. Jadi kalau tak ereksi, panjang penis itu berkuran 1/3 dari panjang yang ereksi; ini disebabkan terutama oleh terbentuknya bentuk S oleh m. retraktor penis dan sebagian kecil oleh berkurangnya darah dalam corpus cavernosum penis (Partodiharjo, 1987;42).
Alat kopulasi pada merpati jantan berupa kloaka. Pada waktu kopulasi kedua kloaka dari jantan dan betina ditempelkan kuat-kuat, sehingga sperma yang keluar pada waktu ejakulasi langsung masuk ke dalam hewan betina untuk kemudian menuju ke oviduct (Rachmanto, 2001;58).
Praeputium
Bagian kranial penis dan glans penis terletak dalam kantung terdiri dari lipatan kulit berebntuk buluh, disebut praeputim, yang terdiri dari bagian luar dan bagian dalam. Lapis luar membentuk lipatan kulit ke dalam, dan pada lubang praeputium membentuk lapis dan praepitium. Keadaan ini menggambarkan daerah kranial penis dan tepatnya bertaut ke arah kranial glans penis (Dellman, 1992;484).
Praeputium mempunyai orificium yang sempit dengan bulu-bulu yang kaku. Pada dinding dorsal cavum praeputii ada pintu ke suatu kantong yang lonjong, diverticulum praeputii. Kantong praeutium mengandung campuran urine yang telah terurai dan sel-sel ephitel yang rusak dan mempunyai bau tidak enak dan khas babi jantan. Bau tersebut sangat menyolok dan dapat masuk ke dalam daging sehingga mengurangi rasa dagingnya (Toilehere, 1977;88).
Celah praeputium  pada sapi dewasa kira-kira 5 cm caudal dan tali pusat, lebarnya kira-kira dapat dimasuki 3 jari, serta disekitarnya ditumbuhi bulu-bulu pelindung yang lebih panjang dari bulu kulit biasa. Ruang praeputium yang berisi penis panjangnya 35 sampai 40 cm dan diameternya 3 sampai 4 cm (Partodiharjo, 1987;43).
Pada babi jantan , terdapat lekuk dorsal pada praepitium, disebut divertikulum prepusium. Terdapat pemisah yang kurang sempurna sehingga terbagi dua oleh septum medianum. Seringkali selaput lendir kutan yang bertanduk melipat. Campuran kemih dan epitel yang terkelupas membentuk zat yang berbau tidak enak (Dellman, 1992;484).

KELENJAR-KELENJAR TAMBAHAN
Kelenjar vesicularis
Pada sapi kelenjar ini sepsang; dari luar kelihatan jelas berlobuli; letaknya sebidang dengan ampulla vas deferens tetapi ada di sebelah lateral, jadi kedua ampula itu diapit oleh kedua kelenjar vesikuralis (Partodiharjo, 1987;38).
Pada babi jantan, kelenjar vesikulosa memiliki kapsula jaringan ikat biasa, tunika muskularisnya tipis. Septa interlobularis terdiri dari jaringan ikat dengan sedikit sel otot polos. Lumen tubulus lebar dan epitel yang bersekresi melipat (Dellman, 1992;471).
Sekresi kelenjar vesikularis merupakan 50% dari volume total dari suatu ejakulasi yang normal. Jadi kalau pejantan sapi itu ejakulasinya 5 cc maka 2½ cc berasal dari kelenjar vesikularis (Partodiharjo, 1987;38).
Hasil sekreta yang bersifat gelatin, putih atau kekuningan dari dari kelenjar vesikulosa merupakan 25% sampai 30% dari seluruh ejakulat sapi, kira-kira 10% sampai 30% pada babi, dan 7% sampai 8% dari domba dan kambing. Sekreta ini kaya akan fruktosa yang berperan sebagai sumber energi spermatozoa yang telah diejakulasikan (Dellman, 1992;472).
Kelenjar prostate
Kelenjar prostat pada sapi ada sepasang, bentuknya bulat dan jauh lebih kecil daripada kelenjar vesikularis. Sekresi dari kelenjar ini melalui beberapa muara kecil masuk ke dalam urethra kira-kira pada jarak 19 cm kaudal dari muara kelenjar vesikularis (Partodiharjo, 1987;38).
Kelenjar prostat merupakan kelenjar tubuloalveolar, berkembang dari epitel uretrha pelvis. Secara topografik dibedakan dua bagian; bagian padat kelenjar atau bagian luar (corpus prostat), dan bagian yang menyebar atau bagian dalam (pars disseminata prostatae). Bagian luar menutup bagian dorsalnya saja. Pars dissemnata terletak dalam propia-submukosa urethra pelvis (Dellman, 1992;472).
Pada babi kelenjar prostat terletak pada leher kandung kencing (baldder). Kelenjar ini menghasilkan cairan kental dan banyak mengandung protein serta garam yang berbau khas. Di samping itu kelenjar ini berfungsi membersihkan urethra selama ejakulasi serta melebarkan saluran sperma agar sperma bisa keluar dengan lancar (Girisonta, 1981;82).
Bagian luar kelenjar prostat pada sapi jantan relatif tidak jelas; dan ternyata tidak tampak pada ruminansia kecil. Bagian dalam yang cukup berkambang mengitari urethra pada sapi dan kambing jantan; pada domba jantan berbentuk huruf U. jalur tengah bagian ventral bersifat bebas kelenjar (Dellman, 1992;474).
Pada babi jantan, bagian luar kelenjar prostat seperti sebuah puring, bagian alam cukup berkembang mengitari uretra pelvis (Dellman, 1992;474).
Kontribusi sekreta kelenjar prostat terhadap volume total ejakulasi bervariasi, tergantung pada spesies. Pada ruminansia 4%-6%, kuda jantan 25%-30%, dan babi jantan 35%-60%. Salah satu fungsi kelenjar prostat adalah menetralisrkan plasma mani, membuatnya asam dengan akumulasi metabolit karbondioksida dan asam laktat, dan untuk merangsang gerak aktif spermatozoa dalam ejakulat (Dellman, 1992;474).


Kelenjar cowper
Terdapat sepasang kelenjar bulbouretralis (kelenjar cowper) terletak dorsoventral uretra dalam rongga pelvis. Bersifat sebagaikelenjar tubulus majemuk (babi, kucing, dan kambing jantan), atau tubuloalveolar (kuda, sapi dan domba jantan), anjing tidak memilikinya (Dellman, 1992;474).
Pembuluh sekresi dari kedua kelenjar ini bertemu dan bersatu kemudian menuju ke urethra; setelah 2-3 cm dari tempat pertemuan, pembuluh itu bermuara ke dalam urethra. Baik kelenjar prostat maupun cowper terbentuk dari lobuli dan tiap-tiap lobuli berbentuk tabung. Tiap-tiap lobuli dipisahkan oleh suatu dinding pemisah yang mengandung serabut-serabut urat daging licin. Urat dagung ini berkontraksi secara tiba-tiba dan sekresinya memancar keluar. Sel-sel sekretorinya berbentuk kubus dengan inti di dasarnya dan beberapa bintik-bintik di sekitar inti (Partodiharji, 1987;39).
Kelenjar berfungsi menghasilkan suatu cairan yang dapat membersihkan urethra pada saat semen terlepas (Girisonta, 1981;82).
Hasil sekresi yang bersifat mukus dam mirip protein kelenjar bulbouretralis, disekresikan mendahului proses ejakulasi pada ruminansia, berperan menetralisirkan lingkungan urethra dan melumasi urethra serta vagina. Pada babi jantan, hasil sekresi mukous yang kaya akan asam sialik (sialik acid) merupakan sebagian dari ejakulat (15%-30%) dan kemungkinan ikut membantu menutup serviks dalam menghindari kehilangan meni (Dellman, 1992;477).
Sebelum kopulasi, sering terlihat adanya tetesan-tetesan cairan dalam penis yang berasal dari cowper. Semua kelenjar accesor bersifat aprokrine, artinya: sebagian besar dari isi sel sekretorinya turut keluar pada saat sel itu mengeluarkan sekresinya (Partodiharjo, 1987;39).




BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
  • Sitem reproduksi babi jantan : testes, epydidimis, vas deferns, urethra, penis dan kelenjar-kelenjar tambahan (kelenjar vesikularis, kelenjar prosta, kelenjar cowper).
  • Sistem reproduksi merpati jantan : testes, epididymis, vas deferens, urethra, kloaka dan kelenjar-kelenjar tambahan (kelenjar vesikularis, kelenjar prosta, kelenjar cowper).
  • Sitem reproduksi sapi jantan : testes, epydidimis, vas deferns, urethra, penis dan kelenjar-kelenjar tambahan (kelenjar vesikularis, kelenjar prosta, kelenjar cowper).
  • Perbedaan yang mencolok dintara ketiganya adalah pada ukuran alat kelamin, tentunya pada sapi dan babi lebih besar daripada pada alat kelamin merpati. Pada merpati alat kopulasi berupa kloaka, dan tidak mempunyai penis. Ukuran penis pada babi lebih besar dan panjang dari ukuran testis pada sapi.


Daftar pustaka

Dellman, dieter. Brown, esther. 1992. Buku histologi veteriner II. UI Press: Jakarta
Girisonta. 1981. Pedoman lengkap berternak babi. Yaysan kanisus: Yogyakarta
Partodiharjo, Dr. soebadi. 1987. Ilmu reproduksi hewan. Mutiara sumber widya: Jakarta
Rachmanto. 2001. Beternak dan mencetak merpati. Kanisus: Yogyakarta
Salisbury, GW. 1985.Fisiologi reproduksi dan inseminasi buatan pada sapi. UGM Press: Yogyakarta
Toilehere, R.Morres. 1977. Fisiologi reproduksi pada ternak. Angkasa: Banbung

Tidak ada komentar: