BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bilogi adalah ilmu tentang kehidupan yang sudah berakar dari dalam
diri manusia. Orang memelihara hewan, membudi-dayakan tanaman hias,
mengundang burung-burung dengan menyediakan halaman belakang rumah
mereka, mengunjungi kebun binatang dan cagar alam/taman nasional. Untuk
mempertahankan keturunan, semua mahluk hidup harus mengadakan pembiakan.
Reproduksi atau pembiakan ialah memperbanyak diri atau keturunan.
Tujuan dari reproduksi itu sendiri adalah agar suatu spesies tertentu
tidak punah, karena suatu mahluk hidup semua akan mati, yang merupakan
ciri dari mahluk hidup. Peristiwa reproduksi melibatkan dua individu,
yang mana mempunyai masing-masing alat yang bisa digunakan untuk
bereproduksi, dalam pihak betina, kita mengenal sisitim reproduksi
betina, begitupun dalam pihak jantan kita mengenal sisitim reproduksi
jantan.
Dikarenakan mahluk hidup di dunia ini sangatlah beragam, maka sistim
reproduksi dari masing-masing spesies berbeda pula. Maka dari itu kami
menyusun mkalah ini agar kami mengetahui perbedaan sistim reproduksi
jantan pada setiap spesies.
1.2 Rumusam masalah
Adapun rumusan masalah yang dilakukan dalam penyusunan makalh ini adalah:
- Sebutkan sistem reproduksi jantan pada babi, merpati, dan sapi?
- Perbedaan apa yang mencolok dari ketiga jenis hewan tersebt?
1.3 Tujuan
Tujuan dilakukan pembuatan lakalah ini adalah agar mahasiswa mengerti
organ apa saja yang terdapat dalan alat kelamin pada babi, merpati,
sapi jantan
BAB II
PEMBAHASAN
Reproduksi atau pembiakan ialah memperbanyak diri atau keturunan.
Bertujuan untuk mempertahankan kehadiran spesies di alam. Individu di
kalangan penduduk suatu spesies suatu ketika akan mati, sebagai ciri
kehidupan. Karena itu jumlah penduduk itu akan susut, dan jika terus
begitu mereka bisa punah. Karena itu sebelum setiap individu mati ia
harus berkaturunan atau beranak dulu. Anak harus lebih banyak dari
parent (tertua). Karena hidup itu banyak menempuh tantangan dan bahaya,
terutama bagi anak yang masih lemah dan sederhana. Makin banyak anak
dilahirkan makin besar kesempatan selamat hidup sampai dewasa, lalu
bereproduksi lagi (Yatim, 1994:11).
Sistem reproduksi jantan terdiri atas (1) testis yang dikelilingi
tunika vaginalis dan selubung testis, (2) epididimis, (3) duktus
deferens, (4) kelenjar aksesori, (kelenjar vesikulosa, prostat, dan
bulbouretralis), (5) uretra, dan (6) penis yang dilindungi oleh
prepusium (Dellman, dkk, 1992;446).
Secara anatomik, alat kelamin jantan dapt dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu: (Partodihardjo, 1987;25)
- Gonad atau testis (kelenjar benih) merupakan bagian alat kelamin yang utama
- Saluran-saluran reproduksi terdiri atas; epididymis, vas deferens dan uretra; sedang kelenjar-kelanjar mani terdiri atas: kelenjar vesikularis, kelenjar prostata, dan kelenjar bulboureralis atau kelenjar cowper
- Alat kelamin bagian luar yaitu: penis yang merupakan alat kopulasi dan penyalur mani dan urin; dan alat pelindung yang terdiri dari skrotum dan preputium.
Alat reproduksi jantan. Fungsi utaman alat reproduksi jantan, ialah (Girisonta, 1981;79):
- Meproduksi sel jantan, yakni yang disebut spermatozoa atau biasa disingkat sperma
- Memasukkan sperma pada alat reproduksi betina pada saat yang bertepatan
TESTES
Bentuk testis bulat panjang, dengan sumbu pemanjangannya ke arah
vertikal. Setelah kulit dibuka (ikut tersayat korium, tunika dartos,
tunoka vaginalis komunis), testes terbungkus oleh kapsul berwarna putih
mengkilat yang disebut; tunika albuginea. Tunika ini mengandung urat syaraf dan urat darh; pembuluh darah ini terlihat berkelok-kelok (Partodihardjo, 1987;26).
Pada hewan dewasa panjang testes 12-15 cm, dan diameter berayun dari 6
sampai 8 cm. berat sebuah testis, termasuk tunika albuginea dan
epididymis berayun antara 300 sampai 500 gram, tergantung pada umur,
jenis sapi dan kondisi makanan (Partodihardjo, 1987;26)
Tunika vaginalis. Bila testis diangkat dari skrotum, lapis parietal tunika vaginalis
tetap melekat pada skrotum, sedangkan lapis viseralis, pembalut
peritoneum pada testis (dan epididymis) tetap bertaut erat pada kapsula
testis di bawahnya, yakni tunika albuginea. Lapis viseralis
tunika vaginalis terdiri dari mesotel dan jaringan ikat yang melekat
pada tunika albuginea (Dellman dkk, 1992;446).
Testes pejantan dewasa normal mempunyai 2 fungsi yang penting (Salisbury, 1985;207):
ü Memproduksi spermatozoa hidup dan subur
ü Memproduksi androgen, atau hormonkelamin jantan, testosteron
Testis sapi jantan berbentuk bulat panjang, terletak di dalam kantong
scrotum dan tergantung pada shorda spermaticus dengan bagian anterior
testis testis lebih ke bawah atau dengan posisi ventral. Pada hewan
dewasa panjang testis 10-12½ cm dan lebar 5-6,25 cm dengan berat 500
gram. Testis ini diselubungi oleh selapis turunan pengikat yang tipis
dan elastis, tunica albuginea. Bila diraba selaput ini terasa kukuh dan
kuat. Testis terbagi secara tak sempurna oleh mediastum, suatu septum
yang terbatas. Helai-halai jaringan ikat berjalan dari pusat testis pada
sumbu longitudinal dan bersambung dengan selaput pemisah. Segmen-segmen
testis mengandung banyak tubuli seminiferi yang berkelok-kelok,
jaringan longgar dan sel-sel intersetial yang berserakan. Panjang tubuli
keseluruhan pada sapi jantan dewasa diperkirakan 4,5 km, dan setiap
tubulus bergaris tengah 200 mikron lebih sedikit. Pada sapi jantan garis
tengah tubuli bervariasi dari 207-296 mikron. Kira-kira 80% dari berat
seekor sapi jantan normal terdiri dari tubuli (Salisbury, 1985;207).
Testis. Babi seperti halnya hewan ternak lainnya, memiliki dua buah
testis yang berada di luar tubuh dan terbungkus oleh kantong yang
disebut scrotum (Girisonta, 1981;79).
Testes babi sangat besar tapi relatif lebih lunak, dan terletak
horizontal di dalam scrotum. Testes berbentuk lonjong, panjang 10 sampai
15cm, diameter 5 sampai 9cm, berat (dua testes) antara 500 sampai 800
gram, rata-rata 600 gram. Tubuli seminiferi mencapai panjang 600 meter
(Toilehere, 1977;87).
Burung jantan memiliki sepasang testis perut berbaring cranioventral
ke lobus ginjal pertama. Testis meningkat secara dramatis dalam ukuran
selama musim kawin. Vas deferens muncul medial dan melewati caudally ke
kloaka yang mana memiliki kesamaan dengan pembukaan ureter di Urodeum.
Vas Terminal deferens bengkak sebagai organ penyimpanan, yaitu Glomus
seminalis (atau vesikula seminalis seperti pada gambar ke kanan). Testes
kanan lebih kecil daripada testes yang kiri. Testes berbentuk oval,
warna keputihan, pada masa kawin membesar yang berfungsi sebagai
penghasil sperma (Rachmanto, 2001;55).
Kedalaman testis terbagi atas lebih kurang 250 kamar bentuk piramid,
yang puncaknya berada di mediastinum. Kamar-kamar itu disebut lobula testis,
dipisahkan sesamanya dengan serat jaringan ikat (saluran penghasil
mani) yang bergulung banyak sekali. Diantara tubuli terkandung jaringan
ikat atau jaringan interstitial (Yatim, 1994;30).
Jika kita memotong skrotum secara melintang maka secara mikroskopis
terlihat adanya lapisan-lapisan tenunen pembungkus testes
(Partodihardjo, 1987;26-28):
- Epidermis adalah bagian kulit luar
- Korium adalah jangat bagian kulit yang mengandung banyak urat darah dan urat syaraf
- Tunika Dartos adalah fascia pelindung yang juga mengandung unsur serabut urat daging, jadi dapat berkontraksi
- Tenunan pengikat yang longgar
- Tenunan unika vaginalis komunis (bagian dari peritonium)
- Rongga sempit adalah bagian rongga perut yang menjulur ke daerah inguinal yang merupakan kantong dimana kemudian ditempati oleh testes yang turun dari dalam rongga perut sewaktu masih dalam perkembangan embrio
- Tunika albuginea mengandung serabut-serabut fascia yang licin mengkilat berwarna putih mengandung banyak buluh dan syaraf. Bagian ini merupakan pembungkus langsung parenchyma testes
- Parenchyma terdiri atas: tubuli seminiferi, lobuli, sel-sel instertitial, saluran-saluran cairan testes dan spermatozoa
- Mediastinum testes adalah bagian tengah dari testes, dan merupakan perluasan dari retetestes
Lobulus adalah kantong-kantong kecil yang pada umumnya berbentuk
kerucut, seperti buah salak. Ujug medialnya lancip, sedang ujung
lateralnya lebar dan merupakan dasar dari kerucut tersebut. Isi lobulus
adalah tubulus seminiferus. Tabung ini kecil, panjang, berkelok-kelok
memenuhi seluruh kerucut. Muara tabung seminiferus terdapat pada ujung
medial dari kerucut dan langsung berhubungan dengan rete testes. Dinidng
tubulus seminiferus terdiri atas sel-sel membran basal, epitel benih,
sel-sel penunjang dan sel penghasil cairan testes (Partodihardjo,
1987;30).
Tubuli seminiferi memproduksispermatozoa hasil dari pembelahan sel
yang berurutan berasal dari deretan sel epitel lembaga, yang disebut
spermatogonia, dan terletak di membran basalis yang merupakan sebagai
dinding luar tubules. Jadi pembelahan sel dan perkembangan sel berjalan
ke arah dalam menuju ke lumen tubuli, yang tercampur dengan spermatozoa.
Sel sertoli terletak berjarak pada dinding tubuli dan menonjol masuk ke
dalam lumen. Dikatakan bahwa sel sertoli memberi makan spermatid sampai
terjadi tingkat metamorphosis yang sempurna dan mereka akan tinggal
hidup sendiri-sendiri (Salisbury, 1985;208).
Sel-sel leydig atau sel-sel interstitial, yang tersebar di parenchyma
testes diantara tubuli, merupakan sumber hormon jantan. Pada sapi
hormon ini muncul pertama kali didalam testis dari embrio berukuran 30
mm. testis embrio sapi tampak ssebelum terbentuk ovarium dan dapat
dibedakan pada embrio berukuran 20 mm (Salisbury, 1985;209).
Sel-sel interstitial adalah sel-sel yang terdapat di antara lobuli.
Sel-sel ini berbentuk poligonal teranyam bersama-sam tenunan pengikat.
Karena ditemukan oleh leydig maka disebut sel leydig dan telah pula
diketahui bahwa sel tersebut adalah penghasil hormon jantan, atau
androgen. Produksi sel spermatozoa berjalan tanpa hentinya; kecepatan
tergantung dari kondisi makanan. Diet berprotein tinggi akan berpengaruh
ke arah produksi tinggi. Karena tanpa henti maka dalam tempo yang
relatif singkat lumen tubuli seminiferi akan penuh. Karena sperma yang
terbentuk belum bergerak, maka transport sperma ke dalam saluran sperma
tergantung dari adanya cairan testis. Cairan ini dihasilkan oleh sel
sertoli dan sel-sel lain yang terdapat di antara sel sertoli dan sel-sel
spermatogonium dalam tubuli seminiferi (Partodihardjo, 1987;30).
SKROTUM
Skrotum adalah kantong testes. Dalam keadaan relaks pada sapi,
skrotum itu panjang ke bawah. Kulit di daerah skrotum pada umumnya tak
berbulu walaupu ada, bulu itu tipis dan jarang tumbuhnya (Partodiharjo,
1987;36).
Alat kelamin jantan dewasa normal hanya dapat terlihat scrotum dan
sekelompok dan sekelompok penisnya saja, yaitu yang diliputi oleh rambut
preputium. Scrotum yang merupakan kantong ganda berisi testis terdapat
di daerah inguinal di antara kedua lipat paha, tepat di belakangputing
yang rudimenter. Bagian luar scrotum terbagi dua secara simetris
dilekukan tengah ke ara vertikal dan sedikit rata di permukaan anterior
dan posterior. Tiap-tiap scrotum tersebut berisi satu testes (Salisbury,
1985;203).
Skrotum berfungsi mengatur temperatur testes dan epididymis supaya
tetap bertemperatur 4⁰ sampai 7⁰ lebih rendah dari temperatur tubuh.
Mekanisme dari sistim thermoregulator ini dikerjakan oleh 2
muskulus yaitu: muskulus kremaster externa dan intera dan juga oleh
tunika dartos. Kedua muskulus kremaster itu dapat menarik testes ke atas
mendekati ruang perut untuk mendapat pemanasan. Pada kedaan panas,
kedua muskulus kremaster itu merelaks dan testes itu turun menjauhi
ruang perut. Demikian juga tunika dartos akan mengerut bila udara
dingin. Akibatnya skrotum mengkerut, dan memaksa testes naik ke atas
mendekati ruang perut (Partodiharjo, 1987;37).
Scotum babi terletak tepat dibawah anus dan tidak begitu jelas seperti yang terlihat pada mamalia lainnya (Toilehere, 1977;87).
SALURAN PENGELUARAN
Epididymis
Epididymis, suatu pembuluh yang timbul dari bagian dorsal testes
berasal dari ductus efferensia, terdiri dri 3 bagian; kepala, badan, dan
ekor (Slisury, 1985;213).
Caudal epididymis pada babi cukup besar, terletak pada bagian dorsal,
corpus pada bagian cranial, dan caput di bagian ventral (Toilehere,
1977;87).
Epididymis pada babi adalah bagian dari organ reproduksi di dalam
testis yang terbentuk tabung bergulung-gulung. Epididymis berfungsi :
- Sebagai tempat penyimpanan sperma
- Sebagai tempat keluarnya cairan yang bisa memberikan bahan makanan pada sperma
- Sebagai tempat maturasi sperma (Girisonta, 1981;82).
Spermatozoa tertimbun di dalam epididymis dan menjadi dewasa selama
perjalanannya di dalam pembuluh epididymis itu, yang panjangnya sampai
33-3 cm. pada sapi jantan 44 cm dan lebih panjang pada babi atau kuda
jantan. Di dalam epididymis spermatozoa menjadi masak terhadap
kemampuannya untuk memperlihatkan motilitas yang spontan dan kemempuan
untuk membuahi ovum (Salisbury, 1985;215).
Pada merpati ada sepasang epididymis, berukuran kecil dan terletak
pada bagian sisi dorsal testis, yang merupakan saluran spermatozoa
(Rachmanto, 2001;57).
Vas Deferens
Vas deferens pada babi adalah saluran berbentuk bulat dan panjang
yang menghubungkan antara epididymis dengan urethra. Fungsi utama adalah
membawa sperma masuk ke dalam urethra pada saat ejakulasi (pemancaran
sperma). Pemotongan atau pengikatan yang dilakukan terhadap saluran ini
disebut vasectomy. Operasi dan pengikatan saluran semacam ini
dimaksudkan agar supaya hewan menjadi steril (Girisonta, 1981;82).
Vas deferens berasal dari epididymis dan berjalan dari titik terendah
testes ke atas dan bersama dengan tali spermaticus melewati cincin
inguinalis dan di tempat itu vas deferens akan memisahkan diri dari
pembuluh darah arteri dan vena, syaraf dan jaringan lain pada tali
spermaticus tersebut. Vas deferens akan masuk ke dalam ruang abdominalis
mengandung sel epitel yang berjajar hampir lurus, memiliki dua lapisan
urat daging yang membujur dan melingkar, dan dibungkus oleh selaput
peritonium. Vas deferens memiliki syaraf yang banyak jumlahnya berasal
dari plexus pelvis dari sistem syaraf yang banyak jumlahnya berasal dari
plexus pelvis dari sistem syaraf sympaticus. Di daerah pelvis vas
deferens membesar dan membentuk ampulla Henle (panjang 10 sampai 17,5
cm) yang memiliki banyak kelenjar dan spermatozoa tertimbun di dalamnya
(Salisbury, 1985;216).
Ujung terminalis vas deferens membentuk ampula (pada kuda,
ruminansia, anjing) atau tidak (pada babi, kucing) mengandung kelenjar
tubuloalveolar bercabang sederhana dalam propia-submukosa (Dellman,
1992;468).
Pada merpati vas deferens juga terdapat sepasang, pada burung muda,
vas deferens terlihat lurus, sedangkan pada burung yang tua, tampak
berkelok-kelok, berjalan ke caudal menyilang ke ureter, kemudian
bermuara ke kloaka. Pada merpati, vas deferens sebelah kanan berkembang
dengan baik, berbentuk panjang dan berkelok-kelok, yang sebelah kiri
kurang berkembang dengan baik dan berbentuk agak lurus (Rachmanto,
2001;57).
Kedua ampula tidak panjang (±4 cm), sebab setelah menyusup di bawah
kelenjar prostata dan bermuara, keduanya berupa saluran yang sempit
dalam uretra. Sebelum koitus terjadi, yaitu pada saat rangsangan seksuil
terjadi, vas deferens berkontraksi dan gerak peristaltik yang terjadi
mengalirkan sperma dari bagian ekorepididymis ke dalam ampula
(Partodiharjo, 1987;37).
Urethra
Urethra adalah saluran urogenitalis, jadi untuk urine dan semen. Yang
disebut urethra ialah bagian saluran yang tergantung dari tempat
bermuaranya ampula vas deferens sampai ke ujung penis. Menurut bentuk
dan letaknya dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
- Bagian pelvis
Panjangnya kira-kira 15 sampai 20 cm dari muara ampula; bagian ini
berupa pipa yang diselubungi oleh urat daging yang tebal dan terletak di
atas simfisis pelvis
- Bagian yang membengkok
Dimana uretra itu meninggalkan simfisis pelvis sampai ke pangkal
penis. Bagian ini berupa pipa yang mengandung sedikit sekali unsur urat
daging. Panjangnya kira-kira 10 cm
- Bagian penis
Yaitu mulai dari pangkal penis ke ujung penis (Partodiharjo, 1987;39).
Urethra merupakan saluran pengeluaran yang biasa terpakai oleh
produksi testis dan juga jalan keluar bagi produksi kelenjar pelengkap
dan juga merupakan jalan keluar air kencing. Urethra berasal dari daerah
pelvis dan penis dan berakhir pada ujung glands penis yang merupakan
sebagai orificium externa urethralis. Urethra berdinding sel ephitel
peralihan yang menjadi sel yang berbentuk pipih dan bertandukdi dekat
ujung glands penis. Urethra berasal dari leher kandung air kencng, di
orificium interna urethralis dan membesar tepat di belakang untuk
selanjutnya membentuk colliculus seinalis, yaitu tempat masuknya
pembuluh dari kelenjar ampulla dan kelenjar vesikula seminalis.
Orificium ampulla berada di sebelah atas atau dorsal orificium dari
vesicula seminalis kira-kira 40% dari pejantan; orificium ampulla ini
berada di bawah atau ventral pada bangsa sapi lain kira-kira 40%; dan
orificium ampulla berada di antara sebanyak 20% (Salisbury, 1985;216).
Urethra menghubungkan kandung air kencing dengan glands penis
berfungsi untuk mengalirkan air kencing dan semen (Girisonta, 1981;82).
PENIS
Penis yaitu alat reproduksi bagian luar yang berfungsi untuk alat
kopulasi yakni memasukkan sperma ke dalam lat reproduksi betina
(girisonta, 1981;82).
Penis mempunyai 2 fungsi yaitu yang utama menyemprotkan semen ke
dalam alat reproduksi betina; kedua, untuk lewatnya urin (Partodiharjo,
1987;41).
Pada sapi, penis berbentuk bulat panjang dan bertipe fibroelastis, artinya
selalu dalam keadaan agak kaku dan kenyal meskipun dalam keadaan
non-aktif atau non erecsi. Penis terbingkus oleh tunika fibrosa yang
padat dan putih, disebutbtunica albiginea. Penis dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian pangkal, yang melekat pada fascia atau ligamenta yang kuat dan disebut “crus penis”. Bagian badan dimana di bagian tengahnya melipat melingkar merupakan huruf S disebut “Sigmoid” dan bagian ujung penis disebut “Glans penis” (Partodiharjo, 1987;41).
Korpus penis sapi jantan mengndung jaringan ikat sentral terbentuk
dari susunan trabekula yang memusat. Ujung glans penis terdiri dari
sel-sel mesenkim, sel lemak, dan ruang antar sel yang luas. Terdapat
pleksus venosus erektil yang ekstensif. Penis kambing dan domba mirip
dengan penis sapi jantan,glans penisnya membesar seperti tudung. Dua
bentuk kantung lateral korpus spongiosum penis menonjol ke arah lateral
(Dellman, 1992;48).
Penis babi mirip penis sapi tetapi flexura sigmoideanya terletak
praescrotal. Bagian kranial penis tidak mempunyaiglans tetapi berbentuk
spiral ke arah yang berlawanan dengan arahsampai 30 cm bagian penis
tersebut keluar dari mulut praeputim (Toilehere, 1977;88).
Penis hewan jantan dewasa berukuran panjang 91,4 cm dan bergaris
tengah 2,5 cm. bentuk penis ini sylindris dan sedikit menipis dari
pangkal penis ke ujung yang bebas. Bagian ujung penis memiliki sedikit
sekali jaringan tegang, kecuali bagian pangkal; jadi penis membesar
sedikit pada waktu ereksi dan menjadi lebih tegang. Pada waktu keadaan
penis mengndor atau tidak meregang, penis sapi jantan padat dan keras.
Di belakang scrotum penis tadi membentuk lengkungan menyerupai huruf S
ini akan menjadi lurus yang menyebabkan penis mencapai panjang 91,4 cm.
glans penis panjangnya sekitar 4,5 cm, memipih di bagian atas dan
bawah, memuntir dan bagian ujungnya menguncup. Bagian ini berisi sedikit
jaringan tegang dan pada waktu ereksi menjadi lebih besar sedikit
(Salisbury,1985;221).
Perbedaan panjang penis antara ereksi dan tak ereksi adalah 3:2. Jadi
kalau tak ereksi, panjang penis itu berkuran 1/3 dari panjang yang
ereksi; ini disebabkan terutama oleh terbentuknya bentuk S oleh m.
retraktor penis dan sebagian kecil oleh berkurangnya darah dalam corpus cavernosum penis (Partodiharjo, 1987;42).
Alat kopulasi pada merpati jantan berupa kloaka. Pada waktu kopulasi
kedua kloaka dari jantan dan betina ditempelkan kuat-kuat, sehingga
sperma yang keluar pada waktu ejakulasi langsung masuk ke dalam hewan
betina untuk kemudian menuju ke oviduct (Rachmanto, 2001;58).
Praeputium
Bagian kranial penis dan glans penis terletak dalam kantung terdiri
dari lipatan kulit berebntuk buluh, disebut praeputim, yang terdiri dari
bagian luar dan bagian dalam. Lapis luar membentuk lipatan kulit ke
dalam, dan pada lubang praeputium membentuk lapis dan praepitium.
Keadaan ini menggambarkan daerah kranial penis dan tepatnya bertaut ke
arah kranial glans penis (Dellman, 1992;484).
Praeputium mempunyai orificium yang sempit dengan bulu-bulu yang
kaku. Pada dinding dorsal cavum praeputii ada pintu ke suatu kantong
yang lonjong, diverticulum praeputii. Kantong praeutium
mengandung campuran urine yang telah terurai dan sel-sel ephitel yang
rusak dan mempunyai bau tidak enak dan khas babi jantan. Bau tersebut
sangat menyolok dan dapat masuk ke dalam daging sehingga mengurangi rasa
dagingnya (Toilehere, 1977;88).
Celah praeputium pada sapi dewasa kira-kira 5 cm caudal dan tali
pusat, lebarnya kira-kira dapat dimasuki 3 jari, serta disekitarnya
ditumbuhi bulu-bulu pelindung yang lebih panjang dari bulu kulit biasa.
Ruang praeputium yang berisi penis panjangnya 35 sampai 40 cm dan
diameternya 3 sampai 4 cm (Partodiharjo, 1987;43).
Pada babi jantan , terdapat lekuk dorsal pada praepitium, disebut
divertikulum prepusium. Terdapat pemisah yang kurang sempurna sehingga
terbagi dua oleh septum medianum. Seringkali selaput lendir kutan yang
bertanduk melipat. Campuran kemih dan epitel yang terkelupas membentuk
zat yang berbau tidak enak (Dellman, 1992;484).
KELENJAR-KELENJAR TAMBAHAN
Kelenjar vesicularis
Pada sapi kelenjar ini sepsang; dari luar kelihatan jelas berlobuli;
letaknya sebidang dengan ampulla vas deferens tetapi ada di sebelah
lateral, jadi kedua ampula itu diapit oleh kedua kelenjar vesikuralis
(Partodiharjo, 1987;38).
Pada babi jantan, kelenjar vesikulosa memiliki kapsula jaringan ikat
biasa, tunika muskularisnya tipis. Septa interlobularis terdiri dari
jaringan ikat dengan sedikit sel otot polos. Lumen tubulus lebar dan
epitel yang bersekresi melipat (Dellman, 1992;471).
Sekresi kelenjar vesikularis merupakan 50% dari volume total dari
suatu ejakulasi yang normal. Jadi kalau pejantan sapi itu ejakulasinya 5
cc maka 2½ cc berasal dari kelenjar vesikularis (Partodiharjo,
1987;38).
Hasil sekreta yang bersifat gelatin, putih atau kekuningan dari dari
kelenjar vesikulosa merupakan 25% sampai 30% dari seluruh ejakulat sapi,
kira-kira 10% sampai 30% pada babi, dan 7% sampai 8% dari domba dan
kambing. Sekreta ini kaya akan fruktosa yang berperan sebagai sumber
energi spermatozoa yang telah diejakulasikan (Dellman, 1992;472).
Kelenjar prostate
Kelenjar prostat pada sapi ada sepasang, bentuknya bulat dan jauh
lebih kecil daripada kelenjar vesikularis. Sekresi dari kelenjar ini
melalui beberapa muara kecil masuk ke dalam urethra kira-kira pada jarak
19 cm kaudal dari muara kelenjar vesikularis (Partodiharjo, 1987;38).
Kelenjar prostat merupakan kelenjar tubuloalveolar, berkembang dari
epitel uretrha pelvis. Secara topografik dibedakan dua bagian; bagian
padat kelenjar atau bagian luar (corpus prostat), dan bagian yang menyebar atau bagian dalam (pars disseminata prostatae). Bagian luar menutup bagian dorsalnya saja. Pars dissemnata terletak dalam propia-submukosa urethra pelvis (Dellman, 1992;472).
Pada babi kelenjar prostat terletak pada leher kandung kencing
(baldder). Kelenjar ini menghasilkan cairan kental dan banyak mengandung
protein serta garam yang berbau khas. Di samping itu kelenjar ini
berfungsi membersihkan urethra selama ejakulasi serta melebarkan saluran
sperma agar sperma bisa keluar dengan lancar (Girisonta, 1981;82).
Bagian luar kelenjar prostat pada sapi jantan relatif tidak jelas;
dan ternyata tidak tampak pada ruminansia kecil. Bagian dalam yang cukup
berkambang mengitari urethra pada sapi dan kambing jantan; pada domba
jantan berbentuk huruf U. jalur tengah bagian ventral bersifat bebas
kelenjar (Dellman, 1992;474).
Pada babi jantan, bagian luar kelenjar prostat seperti sebuah puring,
bagian alam cukup berkembang mengitari uretra pelvis (Dellman,
1992;474).
Kontribusi sekreta kelenjar prostat terhadap volume total ejakulasi
bervariasi, tergantung pada spesies. Pada ruminansia 4%-6%, kuda jantan
25%-30%, dan babi jantan 35%-60%. Salah satu fungsi kelenjar prostat
adalah menetralisrkan plasma mani, membuatnya asam dengan akumulasi
metabolit karbondioksida dan asam laktat, dan untuk merangsang gerak
aktif spermatozoa dalam ejakulat (Dellman, 1992;474).
Kelenjar cowper
Terdapat sepasang kelenjar bulbouretralis (kelenjar cowper) terletak
dorsoventral uretra dalam rongga pelvis. Bersifat sebagaikelenjar
tubulus majemuk (babi, kucing, dan kambing jantan), atau tubuloalveolar
(kuda, sapi dan domba jantan), anjing tidak memilikinya (Dellman,
1992;474).
Pembuluh sekresi dari kedua kelenjar ini bertemu dan bersatu kemudian
menuju ke urethra; setelah 2-3 cm dari tempat pertemuan, pembuluh itu
bermuara ke dalam urethra. Baik kelenjar prostat maupun cowper terbentuk
dari lobuli dan tiap-tiap lobuli berbentuk tabung. Tiap-tiap lobuli
dipisahkan oleh suatu dinding pemisah yang mengandung serabut-serabut
urat daging licin. Urat dagung ini berkontraksi secara tiba-tiba dan
sekresinya memancar keluar. Sel-sel sekretorinya berbentuk kubus dengan
inti di dasarnya dan beberapa bintik-bintik di sekitar inti
(Partodiharji, 1987;39).
Kelenjar berfungsi menghasilkan suatu cairan yang dapat membersihkan urethra pada saat semen terlepas (Girisonta, 1981;82).
Hasil sekresi yang bersifat mukus dam mirip protein kelenjar
bulbouretralis, disekresikan mendahului proses ejakulasi pada
ruminansia, berperan menetralisirkan lingkungan urethra dan melumasi
urethra serta vagina. Pada babi jantan, hasil sekresi mukous yang kaya
akan asam sialik (sialik acid) merupakan sebagian dari ejakulat
(15%-30%) dan kemungkinan ikut membantu menutup serviks dalam
menghindari kehilangan meni (Dellman, 1992;477).
Sebelum kopulasi, sering terlihat adanya tetesan-tetesan cairan dalam
penis yang berasal dari cowper. Semua kelenjar accesor bersifat
aprokrine, artinya: sebagian besar dari isi sel sekretorinya turut
keluar pada saat sel itu mengeluarkan sekresinya (Partodiharjo,
1987;39).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Sitem reproduksi babi jantan : testes, epydidimis, vas deferns, urethra, penis dan kelenjar-kelenjar tambahan (kelenjar vesikularis, kelenjar prosta, kelenjar cowper).
- Sistem reproduksi merpati jantan : testes, epididymis, vas deferens, urethra, kloaka dan kelenjar-kelenjar tambahan (kelenjar vesikularis, kelenjar prosta, kelenjar cowper).
- Sitem reproduksi sapi jantan : testes, epydidimis, vas deferns, urethra, penis dan kelenjar-kelenjar tambahan (kelenjar vesikularis, kelenjar prosta, kelenjar cowper).
- Perbedaan yang mencolok dintara ketiganya adalah pada ukuran alat kelamin, tentunya pada sapi dan babi lebih besar daripada pada alat kelamin merpati. Pada merpati alat kopulasi berupa kloaka, dan tidak mempunyai penis. Ukuran penis pada babi lebih besar dan panjang dari ukuran testis pada sapi.
Daftar pustaka
Dellman, dieter. Brown, esther. 1992. Buku histologi veteriner II. UI Press: Jakarta
Girisonta. 1981. Pedoman lengkap berternak babi. Yaysan kanisus: Yogyakarta
Partodiharjo, Dr. soebadi. 1987. Ilmu reproduksi hewan. Mutiara sumber widya: Jakarta
Rachmanto. 2001. Beternak dan mencetak merpati. Kanisus: Yogyakarta
Salisbury, GW. 1985.Fisiologi reproduksi dan inseminasi buatan pada sapi. UGM Press: Yogyakarta
Toilehere, R.Morres. 1977. Fisiologi reproduksi pada ternak. Angkasa: Banbung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar