Sabtu, 08 Oktober 2011

Opini

”REVOLUSI HIJAU” RAMAH LINGKUNGAN
Oleh :
VENAN DAKTIR JUSIN

Pentingnya optimisme bahwa Negara Indonesia akan menjadi suatu Negara yang dewasa dan maju dalam berbagai sektor kehidupan. Ditinjau dari potensi alam yang luas serta potensi sumber daya manusia yang banyak dari populasi. Optimisme  dapat mencapi target yang maksimal ketika energi kita total mengerucut merubah sistem serta belajar berkompentensi mengedepankan sektor yang menjadi potensi. Tanpa harus mengimpor beras kalau disadari bahwa negara kita adalah negara agraris, kalau kita total mengoptimalkan langkah-langkah dan terobosan kreatif dan inovatif sektor  pertanian korelasi dengan sektor perternakan yang merupakan sumber ketahanan pangan global serta sumber energi alternatif jangka panjang yang ramah lingkungan.

Terobasan dan langkah itu kita padukan dalam suatu sistem pembelajaran serta mengumpulkan bergabagai data untuk meminimalisir dampak sehingga tercapai sasaran yang mempunyai kontribusi baik dengan alam. Belajar ketahanan pangan dari negeri Anak Benua pada tahun 1966 merupakan contoh yang baik buat bangsa kita yang merupakan revolusi ketahanan pangan dalam negeri yang mencapai suatu tujuan pasti untuk kemakmuran rakyat. Nilai positif ini yang perlu dibahas lebih lanjut, untuk memotivasikan ke arah dan sasaran bangsa yang mandiri serta kerja keras tanpa harus mengimpor sumber pangan dari luar negeri serta tanpa berspekulasi dengan kepentingan politik. Kalaupun pada saat itu  metode yang diterapkan di India adalah revolusi hijau yang menjadi sumber kritik dan intervensi dari pihak luar sebagai dampak negatif terhadap lingkungan hidup, tetapi mencapai trobosan yang bagus bagi ketahanan pangan dalam negeri di India pada saat itu. Perubahan fundamental dan nilai positif yang menjadi pembelajaran kita.

Rehabilitasi metode ketahanan pangan dalam negeri dengan intensifikasi, diversifikasi, irigasi, pemberantasan hama dengan meminimalkan pestisida serta meningkatkan sektor peternakan faktor penunjang pemupukan organik yang ramah lingkungan serta sumber energi alternatif. Peningkatan itu mempunyai nilai kontribusi positif jangka panjang dari segi ekonomi, sosial dan budaya bangsa yang merupakan negara agraris. Berbagai kendala yang akan dihadapi namun usaha untuk mengantisipasi dan meminimalisir perlunya kerjasama dari berbagi faktor penunjang sehingga trobosan ketahanan pangan bisa mencapai tujuan masyarakat yang sejahtera. Terlihat ironis ketika masyarakat kekurangan pangan dan kelaparan sementara potensi bangsa kita melimpah, munculnya berbagi pertanyaan yang semestinya tidak perlu. Jadi peran pemerintah sebagai regulasi serta kerjasama dari berbagai pihak untuk terus belajar dan bekerja keras untuk mencapai sasaran itu. Kembali pada sejarah pemerintahan Indira Gandhi tahun 1966 -1977 yang merupakan satu-satunya perdana mentri perempuan  sepanjang sejarah India, yang menjadi salah satu programnya adalah revolusi hijau serta menolak bantuan dari Amerika Serikat. Kepekaan melihat kondisi masyarakat yang kekurangan pangan pada masa pemerintahannya membuahkan hasil ketahanan pangan yang melimpah namun menjadi sumber kritik dari berbagai pihak menentang revolusi hijau yang merusak lingkungan hidup dengan pemberian pupuk kimia serta penggunaan pestisida yang berlebihan.
  
”Revolusi Hijau” ramah lingkungan

 Saatnya kita mengevaluasi dan membuat trobosan baru yang sistemik untuk jangka panjang, revolusi hijau ramah lingkungan. Intensifikasi, diversifikasi, irigasi, pemberantasan hama dengan pengurangan kuantitas pestisida, dan meningkatkan sektor peternakan sebagai faktor penunjang keberhasilan trobosan ini yang berkontribusi positif dengan sumber energi alternatif jangka panjang yang ramah lingkungan. Ketahanan pangan nasioanal merupakan sasaran kita, pentingnya kerjasama dari berbagai pihak mendukung untuk mencapai trobosan yang semaksimal demi terwujudnya masyarakat yang sejahtera. Kreatifitas dan inovasi baru sangat diharapkan mendukung revolusi hijau yang ramah lingkungan, untuk meminimalisir  dampak negatif dan kerugian finansial. Pemanfaatan pestisida sebagai pemberantas hama merupakan acuan yang berdampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan hidup. Pentingnya inovasi dari berbagai pihak untuk mengurangi dampak negatif dengan berbagai riset dan penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan sebagai pembelajaran inovatif dan kreatifitas sehingga mencapai target  ketahanan pangan nasioanal dengan trobosan revolusi hijau yang ramah lingkungan.


Peningkatan sektor peternakan sebagai salah satu faktor penunjang ketahanan pangan nasioanal yang mempunyai nilai lebih dari segi ekonomi serta mendukung program pemerintah yang sudah berjalan swasembada daging 2014 dan sangat menjanjikan untuk program jangka panjang. Pemanfaatan pupuk organik hasil peternakan serta pemanfaatan feses yang merupakan sumber energi alternatif biogas yang ramah lingkungan. Ketika esensi ini mengikuti pola kerja yang sistemik kemungkinan ketahanan pangan nasional terwujud dengan baik. Revolusi hijau ramah lingkungan menjadi terobosan serta pembelajaran posif pengalaman negeri Anak Benua revolusi hijau, yang membuahkan ketahanan pangan nasioanal yang kuat.


Peran kita
  
Pemerintah sebagai regulator membentuk sistem dan program serta mengakumulasi berbagai data sehingga terbentuk kinerja yang sistematik. Sosialisasi dan penyuluhan merupakan pendekatan kepada masyarakat oleh instansi pemerintah. Lembaga pendidikan dan kaum akademisi melakukan riset dan berbagai penelitian yang merupakan kelanjutan program pemerintah. Inovasi baru dan pengembangan pembelajaran yang kreatif memunculkan entepreneur yang berkolerasi dengan program pemerintah  membentuk ketahanan pangan yang kuat serta menyerap tenaga kerja. Peran masyarakat melanjutkan program pemerintah, memanfaatkan potensi yang ada serta kreatifitas kerja dengan metode penyuluhan dan sosialisasi ketahanan pangan. Pencarian berbagai sumber sebagai media pengembangan usaha sehingga membentuk masyarakat yang mandiri dan kreatif. Keberhasilan ketahanan pangan nasional terbentuk dari kerjasama yang baik serta kerja keras dari berbagi pihak. Revolusi hijau ramah lingkungan merupakan trobosan yang menjanjikan membentuk ketahanan pangan nasioanal.
  
*)  Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan
 Universitas Wijaya Kusuma – Surabaya

Tidak ada komentar: