Senin, 18 April 2016

Metode Perbaikan Genetik Babi Anda

(Thoyib Hari Prayogo)

March 25, 2010 | Posted by saulandsinaga
Metode perbaikan genetik pada babi atau bisa disebut juga konsep dasar perbaikan ternak babi salah satu caranya yaitu dengan memilih seekor pejantan yang berindeks tinggi, yakni pejantan yang berlemak punggung tipis, laju pertumbuhan dan efisiensi konversi makanannya baik sekali, maka turunan induk yang dikawininya diharpkan memiliki indeks yang baik pula.Metode perbaikan genetika pada babi dapat dilakukan atau dilihat dengan cara menguraikan teori bagaimana sifat-sifat produksi diwariskan dari generasi ke generasi dapat dilihat dari :
1. Genetika
2. Kromosom dan Gen
3. Variabilitas
4. Heretabilitas
1. Genetika
Salah satu fakta yang muncul paling mencolok bila mempelajari reproduksi ternak adalah kesanggupannya mewariskan sifat-sifat yang khusus dari sebab itu peternak tidak ada kesulitan untuk membedakan seekor babi Yorkshire dari Hampshire, Duroc atau dari Lacombe, masing-masing babi ini memilii sifat-sifat yang mudah diketahui yang diwariskan. Namun bila memeriksa terperinci sifat-sifat sekelompok babi yang bangsa dan umurnya sama, akan menemui adanya variasi untuk sifat-sifat tertentu dan keseragaman untuk sifat-sifat yang lain diantara individi-individu dalam kelompok tersebut. Misalnya dalam sekelompok babi Landrace sedikit sekali variasi arah telinga, tetapi perbedaan waktu untuk mencapai babi siap potong dapat berbeda 3 minggu atau lebih meskipun tanggal lahirnya sama.

2. Kromosom dan Gen
            Setiap ternak seratus persen bertumbuh dari satu sel, yakni sebuah sel telur tertunas atau zigot.Sel ini harus membagi diri dan mendplikasi dirinya berkali-kali selama kurun waktu antara sejak tertunas dan perkembangan seekor ternak dewasa yang selanjutnya sanggup berproduksi.Kedua sel telur dan sel sperma memiliki setengah dari sepasang susunan berbentuk tangkai yang dikenal dengan kromosom.Sel telur yang telah ditunasi berasal dari perpaduan sebuah sel telur dari tetua betina dan sebuah sel sperma dari tetua jantan.Ketika pertunasan terjadi, perpaduan sel sperma dengan sel telur menghasilkan perpasangan kromosom dari sel sperma dan dari sel telur.Sejak batas, sel yang telah ditunasi atau dibuahi tadi disebut zigot mulai membagi diri dan membentuk embrio.
3. Variabilitas
Variasi Genetis adalah sebagian dari variasi yang terdapat diantara babi diakibatkan oleh kombinasi pasangan kromosom yang disumbangkan oleh seekor ternak keturunannya. Dalam pembentukan suatu sel telur, ataupun sel sperma anggota setiap pasangan yang akan masuk dalam sel sepenuhnya ditentukan oleh adanya kesempatan dan setiap anggota pasangan dapat mengandung gen yang berbeda sedikit. Pada babi dengan 19 pasang kromosom yang berbeda telah dihitung bahwa ada kemungkinan lebih dari satu juta kombinasi kromosom yang mungkin.Jumlah kombnasi pasangan kromosom yang besar ini memberi ide kepada kita betapa besar variasi sifat-sifat yang mungkin diwariskan pada babi.      Variasi oleh Lingkungan bukan hanya gen sumber perbedaan antara dua ekor ternak. Perbedaan makanan, penyakit atau cuaca yang ekstrem semuanya dapat mempengaruhi perkembangan.Faktor ini sangat berpengaruh terhadap manajemen ternak.
4. Heritabilitas
            Heritabilitas adalah derajat suatu sifat yang dipengaruhi oleh komposisi faktor genetis.Heritablitas secara sederhana didefinisikan sebagai bagian dari variasi yang dusebabkan oleh warisan.Heritabilitas 50% menyatakan bahwa separuh dari variasi adalah faktor genetis dan separuh lagi oleh lingkungan.Sifat-sifat yang tinggi nilai heritabilitasnya adalah yang termudah diperbaiki dalam suatu peternakan babi. Pengawinan dan seleksi dari individu yang superior dakam sifat-sifat ini akan berpengaruh besar dalam perbaikan ternak. Heritabilitas yang agak rendah tetapi masih masuk akal derajat perbaikan dapat dicapai melalui perkawinan dan seleksi individu yang superior untuk sifat-sifat yang dimaksud yang heritabilitasnya sedang. Sifat-sifat yang heritabilitasnya rendah tidak bertanggap baik terhadap seleks

Perkawinan dan reproduksi babi
Seleksi
Seleksi ialah: memili hewan-hewan ternak yang bernilai tinggi, oleh karena itu untuk mengadakan seleksi, haruslah memilih babi-babi yang menguntungkan. Dengan seleksi bisa diharapkan ada perbaikan karakter ekonomi tertentu, misalnya pertumbuhan, daya tahan, produksi.
Pelaksanaan seleksi, memilih babi-babi dewasa yang hendak dipakai sebagai bibit dapat dilakukan cara:
1. Pemilihan individu (induk dan pejantang yang bagus)
2. Pemilihan menurut hasil produksi keturunan
3. Pemilihan menurut silsilah

Reproduksi Babi
Yang dimaksud dengan perkembang biakan ialah mengusahakan hewan ternak, agar bisa memperoleh keturunan.Dengan demikian mengembang biakan babi pun mengusahakan agar babi-babi yang dipiara, bisa memperoleh keturunan pula.Seorang peternak yang terampil harus memperhatikan pemilihan bibit yang memenuhi persyaratan dalam penyeleksian dan perkawinan.
Babi termasuk hewan yang subur untuk dipelihara kemudian dijual, karena jumlah perkelahiran (litter size) lebih dari satu (polytocous) dan jarak perkelahiran pendek. Seekor induk dalam satu tahun dapat menghasilkan dua kali melahirkan dan 20 ekor anak sama dengan 1800 kg daging sapi setahun.
Untuk memperoleh hasil yang memuaskan dan menguntungkan maka seorang peternak yang ingi maju perlu mengetahui hal-hal yang menyangkut tentang perkembang biakan ternak (babi), berikut ini kita akan pelajari tentang:
a) Organ reproduksi jantan
Ø Organ Reproduksi Jantan fungsi umumnya adalah :
ü Memproduksi sel jantan, disebut spermatozoa (sperma)
ü Memasukkan sperma pada alat reproduksi betina pada saat bertepatan.
Nama Letak/bentuk Fungsi
Testis 2 buah Berada diluar tubuh dan dibungkus scrotum § memproduksi sperma,
 menghasilkan hormon testoteron (memelihara kedewasaan, memelihara§ organ reproduksi, menumbuhkan nafsu sexual sehingga menimbulkan keinginan untuk kawin.
Seminiferous tubules Terdapat dalam testes bebentuk tabung yang  sperma dihasilkan dalam tabung ini, terus menerus§bergulung-gulung  semenjak akil balik.
Saluran efferen Terletak antara testes dan epididymus Saluran yang membawa sperma dari rate testes menuju epididymis
Epididymis Tabung besar yang berkelok-kelok Sebagai jalan keluarnya sperma, menyimpan sperma, keluarnya cairan yang memberi makan sperma, tempat dimana sperma menjadi masak.
Vas deferens Saluran yang bulat Membawa sperma kedalam urethra pada saat ejakulasi (penyemprotan)
Kelenjar prostat Terletak dileher kandung air kencing (bladder). Membersikan urethra selama ejakulasi dan melebarkan sehingga sperma bisa keluar dengan lancar.
Kelenjar Cowper’s Terletak diatas urethra, di daerah pervis Menghasilkan alkalin yang dapat membersihkan urethra pada saat semen terlepas.
Urethra Suatu tabung panjang yang menghubungkan kandungan air kencing dengan glan penis Jalan sperma dan air kencing
Penis Adalah alat kopulasi Untuk memasukkan seperma pada saat perkawinan.
Sperma Sperma disebut juga semen, yang berarti benih (bahasa Yunani) diproduksi dalam testis oleh cellular dalam bentuk yang kental seperti agar-agar
b) Organ reproduksi betina
Nama Letak/bentuk Fungsi
Ovarium Babi mempunyai 2 ovarim yang berbentuk bulat kecil Menghasilkan ovum (telur) dan berbagai hormon yg membantu dalam reproduksi dan mempengaruhi pertumbuhan
Oviduct Bagian alat reproduksi yang menghubungkan ovarium dengan uterus Pada oviduc bagian atas telur dibiahi
Uterus Bagian reproduksi yang paling luas Mempersiapkan tempat bagi telur-telur yang telah dibuahi sampai berkembang menjadi janin (anak babi) + 114 hari
Cervix Merupakan bulatan yang kuat, yang menghubungkan vagina dan uterus Pada saat perkawinan terjadi, cervix ini mengunci ujung penis dengan lipatan urat itu sehingga mendorong pejantan berejakulatie
Vagina Saluran yang cukup lebar yang menghubungkan uterus dengan vulva. Pada saat perkawinan penis masuk vagina supaya bisa mengendapkan semen ke dalam uterus.
Vulva Alat kelamin vagian luar yang terbuka, dan pada bagian bawah terdapat clitoris.Bila babi birahi, alat ini nampak merah.
c) Masa birahi (head period)
Peristiwa Interval Rata-rata
Umur saat pubertas (bln) 4-7 (bln) 6 (bln)
Lama birahi (hari) 1-5 (hari) 2-3 (hari)
Panjang siklus birahi 18-24 (hari) 21 (hari)
Waktu ovulasi (jam setelah birahi) 12-48 (jam) 24-36 (jam)
Saat yang baik untuk kawin Estrus hari kedua
Lama kebuntingan (hari) 111-115 114 (hari)
3 bln, 3 mg, 3 hari
Hanya pada saat-saat birahi saja, babi mau menerima pejantan atau dapat dikawinkan.Tanpa timbul birahi, babi tidak dapat dipaksakan kawin.Oleh karena itu peternak secara cepat mengetahui masa birahinya.
Tanda-tanda birahi :
ü Babi nampak gelisah dan berteriak-teriak
ü Kemaluan bengkak, pada vulva nampak merah, bagi babi induk yang sudah sering beranak biasanya tak begitu nampak merah
ü Selalu mencoba menaiki temannya, atau ingin keluar dari kandang
ü Bila punggung diberi beban atau diduduki diam saja.
üDari kemaluan sering keluar lendir.
Faktor-faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya birahi pertama:
ü Faktor bibit
ü Faktor lingkungan, seperti iklim, makan, stress akibat sakit
ü Karena terganggu gemuk bisa terlambat
d) Mengawinkan babi
Menurut penelitian, ovulasi : terlepasnya sel telur dari indung telur 30-35 jam atau hari kedua setelah gejalah birahi terlihat. Sedang sel jantan (sperma) yang ada didalam vagina cervix akan saling bertemu pada saluran telur (oviduc) bagian atas dekat ovarium.
Didalam alat reproduksi betina, sperma dapat hidup 24-48 jam. Dan untuk mencapai oviduc memerlukan waktu 4-6 jam. Akan tetapi perlu diketahui bahwa ada sperma yang hidupnya lebih pendek, kurang dari 24 jam setelah terjadi ovulasi dan tidak semua sel telur bisa dibuahi. Jumlah sel telur bisa 12-16, yang masak bersama-sama dan bisa dibuahi. Akan tetapi sering juga sampai 20 buah: sebaliknya, juga tidak jarang hanya 3 atau 4 buah.
Kita mengawinkan babi harus betul-betul tepat pada waktunya, yakni babi dikawinkan pada hari kedua setelah nampak birahi. Terkecuali babi dara (gilt) bisa dikawinkan pada hari pertama dari masa birahi. Karena birahnya babi dara lebih pendek dibanding babi-babi yang pernah beranak. Apabila babi yang sedang birahi itu tidak dikawinkan, birahi akan terulang kembali pada 18 – 24 hari, atau rata-rata 3 minggu (21 hari)
e) Mengawinkan babi dara dan induk yang telah beranak
§ Mengawinkan babi dara
 Babi mulai baliq pada umur 5-6 bulan, sudah birahi tapi sebaiknyaü jangan dikawinkan dulu, karena kedewasaan tubuh baru tercapai pada umur 8-10 bulan dengan berat badan + 100-120 kg.
ü Untuk mencapai konsepsi (pembuahan) yang tinggi hendaknya, babi itu dikawinkan 2 kali selama masa birahi
 Babi yang baru dikawinkan hendaknya ditempatkan tepisah dariü babi-babi lain, selama 2 hari, diberikan makanan yang baik dan ditempatkan dilingkungan tenang.
§ Mengawinkan induk yang telah beranak
ü Induk yang pernah beranank yang akan dikawinkan kembali sebelumnya dilakukan penyapian terlebih dahulu.
ü Induk yang habis menyapih pada umumnya akan birahi lagi 3-10 hari
ü Biasanya babi yang baru menyapi akan kurus, maka sebaiknya perkawinan ditunda dulu sampai babi gemuk dan sehat kembali.
f) Sistim Perkawinan: Untuk mengawinkan babi bisa dilakukan dua sistem yakni:
1. Perkawinan Alam :
ü Pada umumnya perkawinan bisa berlangsung selama 10 – 15 menit
 Babi betina yang birahi dimasukkan dalam kandang pejantan, bisaü dikawinkan sampai dua kali untuk mendapatkan hasil yang optimal.
ü Betina yang kecil dan jantan yang besar bisa dibantu dengan membuat kandang secara khusus
 Perbandingan jantan dan betina : jantan usia 1 tahun adalah 1jantan :ü 15-20 betina; umur jantan setahun keatas adalah 1 jantan : 30 betina.
2. Perkawinan buatan = Artificial Insimination (AI) = Insiminasi buatan (IB)
Perkawinan ini adalah memasukkan serma kedalam kelamin betina dengan tindakan manusia.
§ Keuntungan AI atau IB antara lain:
ü Manfaat seekor pejantan bisa diperbesar
ü Perkawinan bisa dilakukan diantara hewan yang tempatnya berjauhan, misalnya babi Indenesia dengan Autralia atu Belanda.
ü Dengan IB, tidaklah setiap peternak memelihara pejantan sendiri sehingga bisa hemat biaya.
ü Pemacek yang karena sesuatu hal, misalnya pejantan terlalu besar, pincang, dst sulit dilakukan, dengan IB dapat dikerjakan.
§ Kelemahan IB, antara lain:
ü Tidak semua inseminator mempunyai pengalaman yang cukup, sehingga hasil kurang terjamin.
ü Kemungkinan akan terbawanya bagian penyakit senantiasa ada, karena pelaksanaannya yang ceroboh.
üMenyebarkan keturunan yang jelek.Misalnya karena sperma diambil tanpa memilih pejantan yang bagus.
ü Terlalu banya babi yang memiliki keturunan yang sama (inbreed)
g) Kebuntingan
Selama bunting babi tidak akan birahi. Lama bunting rata-rata 114 hari (3 bulan, 3 minggu, 3 hari), dan lama kebuntingan bisa dipengaruhi oleh :
ü Faktor induk : induk muda yang pertama kali bunting, biasa waktunya lebih pendek.
ü Jumlah anak: bila jumlah anak yang dikandung lebih banyak, bisa lamanya bunting lebih pendek
ü Bangsa babi: akan mempengaruhi kebuntingan.
 Babi bunting harus mendapat makanan yang cukup baik, supaya badanü kuat waktu melahirkan, dan bibit tumbuh sehat (akan dibahas secara khusus)
h) Kelahiran dan Keguguran
Pada sistem pemeliharaan manapun, babi-babi hendak beranak haruslah disendirikan seminggu sebelum beranak agar sang induk memperoleh ketenangan.Perut sangat turun kebawah
ü Vulva kelihatan merah dan membesar (36 jam sebelum melahirkan)
ü Putting keras berwana kebiru-biruan, karena berisi air susu apabila dipijat keluar susu.
üNafsu makan berkurang, dan nampak sangat gelisah
ü Sering mengumpulkan sarang
ü Biasanya mengentak-entakkan kaki dan sebentar-bentar kencing.
 Proses kelahiran biasanya berlangsung 1 – 12 jam, akan tetapi§ perlu diketahui bahwa kelahiran normal terdiri dari 3 tingkat (stadium):
1. Stadium persiapan :
ü Ikatan rahim menjadi kendor dan turun letaknya
ü Sisi badan menjadi cekung dan pinggangnya menjadi turun kebawah, karena jaringan pengikat menjadi elastis.
ü Bibir kemaluan merah, membesar
ü Ambing menjadi tegang, berisi air susu, dan putting menunjukkan warna kebiruan pertanda anak akan segera lahir.
ü Induk siap-siap mengumpulkan sarang

Sebagai persiapan :
ü Kandang harus bersih dan steril (dengan Lysol kreolin)
ü Lantai ditaburi sekam atau jerami
ü Kandang harus kering
Sebelum melakukan persiapan , terlebih dahulu harus melakukan suatu persiapan dan harus mengetahui tanda-tanda babi yang hendak beranak, proses kelahiran serta kesukaran-kesukaran yang dialami.
§ Tanda-tanda babi yang akan melahirkan:
ü
2. Stadium pembukaan:
 Pada saat ini rahim mulai berkontraksi (mengkerut), hal ini takü nampak dari luar, yang bisa diperhatikan adalah tingkahlakunya saja, dimana babi nampak gelisah, tidur berdiri berulang kali, memukul-mukul ekornya, mengentak-entak kaki sering kencing.
üAkibat kontraksi rahim, janin mencapai letak yang tepat yakni perut turun kebawah dan tubuh nampak memanjang.
Pada saat ini cervix terbuka lebar, karena daging mulai mengendor.üCervix yang tak dapat terbuka menyulitkan kelahiran dan berbahaya.
3. Stadium Pelepasan:
Setelah melewati stadium pembukaan karena bantuan dari kontraksi rahim beserta kejang daging perut, maka janin mulai keluar.
§Keguguran, hal ini terjadi karena berbagai sebab.
ü Karena temperatur tubuh terlalu tinggi
ü Ransum kekurangan zat-zat tertentu (mineral, protein, vitamin-vitamin)
ü Akibat keracunan
ü Induk menderita anemia
ü Infeksi uterus yang mengakibatkan makanan untuk janin terputus
ü Induk menderita Brucellosis (keguguran menular)
§ Kesukaran dan keterlambatan pada waktu melahirkan :
ü Cervix terlalu sempit, tak dapat terbuka secara wajar
ü Kontraksi rahim lemah, akibat infeksi
ü Anak yang keluar melintang
ü Adanya dua ekor anak yang keluar bersama-sama
ü Karena anak yang lahir kepala atau pantatnya terlampau besar.
Reproduksi Babi
Babi termasuk hewan yang subur untuk dipelihara kemudian dijual,  karena jumlah perkelahiran (litter size) lebih dari satu (polytocous) dan jarak perkelahiran pendek. Seekor induk dalam satu tahun dapat menghasilkan dua kali melahirkan dan 20 ekor anak sama dengan 1800 kg daging setiap tahun.
Tabel 1. Data Reproduksi Babi Induk
Peristiwa
Interval
Rata-rata
Umur saat pubertas (bln)
Lama Birasi (estrus) (hari)
Panjang Siklus birashi (hari)
Waktu ovulasi (jam stlah birahi)
Saat yang baik untuk kawin
Lama Kebuntingan (har)
4 – 7
1 – 5
18 – 24
12 – 48
estrus hr kedua
111 – 115
6
2 – 3
21
24 – 36
114
(3 bln, 3 mg, 3 hr)
Pubertas/birahi pada babi dara 4 – 7 bulan dengan rata-rata bobot badan 70-110 kg akan tetapi tidak dikawinkan sebelum umur 8 bulan atau pada periode estrus/birahi  yang ketiga hal ini berguna untuk produksi anak yang lebih banyak dan lama hidup induk lebih panjang. Agar diperoleh anak yang lebih banyak maka induk dikawinkan pada 12 – 24 jam setelah tanda estrus/birahi. Estrus atau birahi pada induk babi adalah karena aktifitas dari hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium, kejadian ini terjadi selama 3 – 4 hari dengan perubahan tingkah laku seperti suka mengganggu pejantan, kegelisahan meningkat, menaiki betina lainnya dan nafsumakan menurun serta mengeluarkan suara yang khas, kalau ditekan atau diduduki punggungnya diam saja, vulva yang membengkak dan memerah serta lendir keruh dan mengental muncul, bila tanda tanda ini terlihat berarti bebi betinna tersebut siap kawin.     Dalam praktek dengan dua kali perkawinan yaitu 12 dan 24 jam setelah tanda estrus dimulai supaya ovum banyak dibuahi dan jumlah anak (litter size tinggi).
Untuk meningkatkan jumlah anak induk perlu di Flushing  yaitu konsumsi induk ditingkatkan selama 7 – 14 hari sebelum dikawinkan untuk meningkatkan jumlah anak perkelahiran bila pakan selama fase pertumbuhan dibatasi.
Perkawinan yang paling umum adalah perkawinan kelompok (lot Mating) cara ini adalah menempatkan satu atau beberapa ekor jantan kedalam kandang beberapa ekor betina yang sedang birahi, cara ini mengurangi tenaga kerja yang diperlukan.  Hand mating memasukkan  seekor betina dan seekor jantan setelah kawin kemudian jantan dipisahkan kembali ini untuk memudahkan pengontrolan ibu dan bapak anak yang lahir  kondisi kandang kawin ini harus tenang dan tidak licin.
Kebuntingan
Lama bunting rata-rata 114 hari, kematian embrio/fetus paling sering terjadi/ fase kritis pada saat 30 – 35 hari awal kebuntingan.Perlakuan terhadap temperatur yang ekstrim, pemberian pakan harus rendah pada awal kebuntingan ini dan penggunaan obat-obatan harus hati-hati.
Kelahiran
Induk sebaiknya ditempatkan ke kandang melahirkan 3 – 7 hari menjelang melahirkan, dalam kandang harus bersih, tenang dan  Tanda induk mau melahirkan Gelisah, membuat sarang bila ada medianya, organ reproduksi dan kelenjar mamae membesar dan susu akan keluar bila ditekan saat 12 – 48 jam menjelang kelahiran. Laju pernapasan meningkat menjelang 12 jam kelahiran  kelahiran paling sering menjelang malam hari. Induk merebahkan diri pada satu sisi saat melahirkan kelahiran dengan pola berurutan (satu-satu) selama kurang lebih 1 – 5 jam, anak yang lahir biasanya 70% kaki depan dulu keluar, anak babi dengan kaki belakang duluan paling banyak mati lahir, bila periode kelahiran cukup lama perlu dilakukan perogohan kedalam alat reproduksi induk, mungkin ada yang sungsang. Perlakuan anak setelah lahir adalah dibersihkan  hidungnya dan badannya dari cairan rahim, dan dibantu diberikan susu pertama (colostrum), berikan penghangat pada kandang anak yang baru lahir. Maka dengan itu selama proses kelahiran harus senantiasa diawasi oleh anak kandang. Induk yang terlampau tua, gemuk dan gelisah selalu lebih banyak mengalami problem saat melahirkan oleh sebab itu induk sebaiknya melahirkan sebanyak 8 – 10 kali setelah itu diafkir.  Pemotongan ari-ari dipotong dengan caramengikat dulu pada bagian dekat perut kemudian di gunting lalu diberikan antibiotik (betadin/yodium).     Induk akan birahi kembali 3 – 5 hari setelah anaknya disapih/dipisahkan oleh sebab itu induk dapat dikawinkan kembali untuk memperbanyakjumlah anak yang lahir pertahun. Lama penyapihan biasanya 2 bulan akan tetapi dapat dipersingkat menjadi 3 minggu dengan perlakuan tertentu.

Anak Babi Setelah Lahir
Anak babi saat lahir sangat lemah, tidak berbulu (tidak tahan dingin) perlu suhu kandang harus 35 oC, cadangan energi yang ada dalam tubuh anak babi cukup hanya 7 – 8 jam oleh sebab itu susu induk sangat diperlukan setelah lahir, oleh sebab itu  perlu ada jerami pada lantai anak dan diberi penghangat (lampu minyak atau listrik).
Defisiensi Besi (Fe) atau anemia cepat muncul pada anak babi yang baru lahir yangdipelihara terkurung hal ini disebabkan oleh persediaan Fe dalam tubuh babi cukuprendah, Fe dalam susucukuprendah, kontak babi dengan tanah sumber Fe  dibatasi dan laju pertumbuhan babi yang cepat. Ciri anak babi yang kekurangan Fe ini terlihat pucat, lemah,  bulu berdiri dan bernafas cepat  oleh sebab itu 48 – 72 jam zat besi harus diberikan antara lain dengan cara : disuntik dengan (paling dianjurkan), disediakan tanah supaya anak babi bisa menjilat-jilat larutan fe digosokkan pada ambing/susu induk yang umum adalah dengan menyuntikkan iron dextran kedalam otot leher atau paha.
Perebutan puting susu sangat hebat saat babi baru lahir biasanya babi berebut pada babi pada bagian depan karena susu yang paling banyak diproduksi. Oleh sebab itu anak yang lemah atau kecil mendapat susu yang paling sedikit maka anak tersebut menjadi lebih kecil maka dengan itu perlu diberikan susu atau makanan tambahan bagi anak selama menyusui.
Pentirian anak babi bisa dilakuakan bila lama anak babi terlampau banyak dibanding dengan jumlah puting atau induk babi bati saat melahirkan, akan tetapi pentirian bisa dilakukan bila umur jarak antar melahirkan dengan induk lain kurang dari 2 hari, sebelum dilakukan pentirian sebaiknya diberikan bau-bauan yang sama (dengan kotoran, oli, cairan rahim atau bau yang kuat) agar induk yang menerima tidak mencium bau yang berbeda kemudian akanmenolakanak tersebut.
Pemotongan gigi taring anak babi harus dilakukan segera setelah lahir untuk menjaga agar tidak melukai ambing (susu induk), denganmenggunakan tang pemotongan ini harus hati-hati  agar tidak kena gusi/lidah, pemotongan ekor dapat dilakukan bila diperlukan untuk kebersihan danmenghindari perkelahian.
Kastrasi/kebiri sebaiknya dilakukan pada anak babi jantan sebelum berumur 10 hari kecuali pada anak yang akan dicalonkan pejantan, pisau diugunakan untuk memotong skrotum, dan tangan harus steril atau didesinfektan.


Reproduksi Jantan
Sedangkan jantan lebih lama 5 – 8 bulan dengan bobot badan 75 – 110 kg akan tetapi dikawinkan pada umur 12 bulan. Sebelum digunakan sebagai pejantan perlu di tes dulu dengan mengawinkan dengan 2 – 3  dara yang akan dipotong bila setelah  4 – 5 mg kebuntingan dipotong maka didapat 8 – 10 embrio maka jantan tersebut subur/fertil. Jantan yang berumur setahun dapat dikawinkan dengan induk 7 – 8 tiap minggunya, sedangkan
pejantan dewasa 12 induk/minggu.
TARGET PRODUKSI  BABI YANG HARUS DICAPAI
Parameter
Angka
Rasio jantan : BetinaKelahiran induk/thn
Service Return Rate
Jumlah anak / kelahiran
Lahir anak hidup/kelahiran
Jumlah anak yang disapih /kelahiran
Umur sapih
Jumlah anak /Induk/Tahun
Kematian babi %
Pertambahan Badan (berat badan)
-    Preweaning (3 -10 kg)
-          Weaners (10-25 kg)
-          Growers (25-55 kg)
-          Finishers ( 55- 90 kg)
Konversi Ransum (Konsumsi/PBB)
-  Preweaning
-          Weaners
-          Growers
-          Finishers
-          Overall
-          Rata peternakan
- Tebal lemak punggung (mm)
18.52,4 kali
12.3 %
11.33 ekor
10.44 ekor
9.2 ekor
25.8 hari
20.3 ekor
2.5 ekor

200 gram/hari
450 gram/hari
730 gram /hari
850 gram/hari
610 gram/hari
1.0
1.6
2.3
2.8
2.3
2.8
12 mm


Mengenal ilmu penyakit hewan akuatik atau hewan air



PENYAKIT  BAKTERIAL PADA IKAN
Pendahuluan.
Ikan termasuk hewan berdarah dingin àsuhu, metabolisme dan respon terhadap infeksi tgt pada suhu air. Organisme pathogen > melalui air. Ikan sehat tergantung dari : kualitas air, nutrisi, pemeliharaan, dan kebijakan managemen à mengurangi mortalitas . Penyakit pada ikan merupakan interaksi dari host (ikan), penyebab penyakit dan lingkungan . Disease (D) = Host (H) + Pathogen (P) + Environment (E). Penyebab penyakit : Bakteri, virus, jamur dan parasit .
Gejala umum ikan yang sakit antara lain :
              perubahan warna kulit menjadi lebih gelap,
              nafsu makan yang menurun/hilang,
              kurang aktif berenang, dan diikuti oleh gangguan keseimbangan,
              perdarahan berbagai ukuran pada kulit,
              erosi pada sirip,
              exophthalmos (protrusi bola mata, "pop eye condition")
              asites yang disertai oleh sisik yang mengalami protrusi.
1.      Penyakit Furunkolosis
Etiologi.
Aeromonas Salmonicida, merupakan bakteri yang bergram negative.
Spesies ikan yang diserang. Salmonida, terutama yang hidup di Atlantik ( Atlantic Salmon ) dan kadang-kadang ikan lain yang hidup didaerah air tawar dan air laut. Ikan dari segala umur dapat terserang.

Cara Penularan
Kontak dengan ikan sakit, air yang tercemar, alat perlengkapan tambak dan melalui telur yang terinfeksi. Sebagai factor predisposisi adalah temperature air yang tinggi, kadar oksigen yang rendah dan tambak yang sangat padat.

Gejala Klinik.
Ikan muda terutama Atlantik Salmon akan terlihat berwarna lebih gelap, anoreksia, berkumpul disekitar saluran pembuangan dari kolam dan kerap kali berakhir dengan kematian.
Perubahan patologik.
Perubahan makroskopik.
Pada stadium awal terlihat kebengkakan fokal pada daerah sub kutan, yang kerapkali mengalami ulserasi dan akhirnya membentuk kavitasi. Terlihat juga adanya petechiae pada otot, nekrosis pada ginjal, limpa, hati dan otot skelet.

Perubahan mikroskopik.
Furunkel terjadi akibat mengumpulnya bakteri yang bersifat fokal didaerah dermis dan kadang-kadang di daerah epidermis. Bakteri ini akan merangsang terjadinya hyperemia di daerah subkutan dan dermis yang diikuti oleh edema bercampur fibrin, infiltrasi macrofag dan sejumlah leukosit polimorfonuklear. Pada bagian tengah dari lesi tersebut akan terbentuk daerah nekrosis liquifaktif yang disertai oleh deposisi fibrin, kolonisasi bakteridan infiltrasi sel radang.

Kontrol.
Cegah kontaminasi dan keluarkan semua ikan yang telah terinfeksi.
Pengobatan.
Pemberian antibiotic/ antibakteri.

Gambar  Foronkolosis
6
2.       Red Sore Disease ( Bakterial Hemorraghagic Septisemia )
Etiologi
 Aeromonas Hidropilia ( gram Negatif ).
Spesies ikan yang terserang berbagai ikan air tawar, termasuk Large-mouth Bass.

CARA PENULARAN
            KONTAK DENGAN IKAN SAKIT ATAUPUN AIR YANG TERCEMAR BAKTERI TERSEBUT; DAPAT PULA MELALUI EKTOPARASIT
  • GEJALA KLINIK
            SEBAGAI FAKTOR PREDISPOSISI ADALAH STRESS. PENYAKIT INI DAPAT DIHUBUNGKAN DENGAN ADANYA SEPTISEMIA HEMORRHAGIKA. IKAN AKAN BERWARNA LEBIH GELAP DISERTAI ADANYA DAERAH HEMORRHAGIK YANG MERAH IRREGULER PADA PERMUKAAN TUBUH DASAR SIRIP; TERLIHAT PULA ADANYA; ASITES
  • PERUBAHAN PATOLOGIK
  • PERUBAHAN MAKROSKOPIK
            HEMORRHAGIK PADA KULIT DAN DASAR SIRIP; HEMORRHAGIK PADA ORGAN VISERAL; BIDANG IRISAN GINJAL DAN LIMPA MENGELUARKAN CAIRAN KENTAL; ASITES
  • PERUBAHAN MIKROSKOPIK
            TERLIHAT ADANYA NEKROSIS DAN REDUKSI DAERAH HEMOPOIETIK PADA GINJAL DAN LIMPA; NEKROSIS DAERAH MUKOSA USUS; NEKROSIS FOKAL PADA OTOT JANTUNG, HATI, GONADE DAN PANCREAS. TERLIHAT JUGA ADANYA ULSERASI YANG DISERTAI OLEH HEMORRHAGIK YANG EKSTENSIF PADA DERMIS.
  • KONTROL
            PERBAIKAN SANITASI LINGKUNGAN, TERUTAMA PENGURANGAN POLUTAN ORGANIK DAN PENYESUAIAN TEMPERATUR
  • PENGOBATAN
            PEMBERIAN ANTIBIOTIK SECARA PARENTERAL ( OLEH KARENA NAFSU MAKAN/MINUM HILANG)