ILMU PETERNAKAN
Pendahuluan :
Usaha
dan pengembangan peternakan saat ini menunjukkan prospek yang sangat cerah dan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pertanian. Hal ini terbukti dengan ditetapkannya program
revitalisasi pertanian sebagai salah satu strategi pembangunan Kabinet
Indonesia Bersatu yang dipimpin oleh Presiden SBY. Pada tahun 2004 sub sektor
peternakan menyumbang 12,71 % terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) pertanian
dan 1,94 % terhadap PDB nasional.
Definisi :
Peternakan
berasal dari kata “Ternak” yang artinya pemiaraan dan pembiakan binatang. Ternak adalah segala jenis binatang yang
dipelihara untuk tujuan diambil produksinya, baik berupa daging, susu atau
telur. Produk tersebut bisa diperoleh
dari berbagai jenis ternak antara lain
: Sapi, kambing, domba, babi,
ayam, kalkun, puyuh, kelinci, dll.
Ilmu
Peternakan Dahulu & Sekarang
Pada jaman purba, manusia hidup
primitive, sekitar 10.000–8.000 sebelum masehi (di jaman batu) belum ada usaha
untuk menjinakkan hewan dan mereka hanya makan dari hasil perburuannya dan
mencari buah-buahan atau tanaman liar yang dapat dimakan. Domestikasi dimulai pada saat nenek moyang
dahulu kala mulai menyadari potensi ternak liar untuk melaksanakan tugas dan
membantu manusia sebagai sumber makanan dan pakaian. Perkembangan ilmu
peternakan mulai tumbuh pada jaman batu berikutnya ( 8.000-6.000 sebelum
masehi) manusia mulai merubah dari kebiasaan berburu ke kebiasaan menjinakkan
hewan liar, hingga jaman sekarang,
dimana ledakan jumlah penduduk berarti meningkat pula tuntutan akan kebutuhan
daging sebagai pemenuhan protein hewani, sehingga pengetahuan tentang
peternakan semakin meningkat pula. Ini adalah awal dari munculnya ilmu
peternakan.
Manusia
telah mendomestikasikan kira-kira 20 dari 3.000 species hewan. Menurut beberapa ahli, domestikasi adalah
keadaan dimana perkawinan, pemeliharaan, dan pemberian pakan hewan berada di
bawah pengawasan manusia. Hewan yang
didomestikasi harus menerima sejumlah perubahan-perubahan dalam pola
kehidupannya sebab manusia memelihara hewan tersebut untuk diambil keuntungan
secara ekonomi. Penjinakan hewan
sebenarnya masih berjalan sampai sekarang untuk keperluan manuasia. Dengan berjalannya waktu manusia mulai
melakukan pembudidayaan ternak.
Diperkirakan manusia gunung
jaman purba menjinakkan hewan-hewan buruannya (sapi, domba, kuda, kambing, dan
anjing) dengan cara mengikutinya sewaktu hewan tersebut merumput atau mencari
makan. Manusia di dataran rendah memiara
spesies lain (kucing, babi, ayam, angsa, itik) dan menggiringnya kembali ke
rumah menjelang malam tiba. Orang-orang
Mesir kuno telah memberikan sumbangan yang besar terhadap perkembangan ilmu
peternakan, lukisan-lukisan peninggalan
2625 tahun sebelum masehi memperlihatkan gambaran sapi-sapi betina dengan kaki
depan yang terikat, dan peternaknya sedang membantu kelahiran atau sedang
memberi tanda pada sapi-sapi mereka, demikian pula tentang penggemukkan
sapi. Domba diperkirakan mulai dijinakkan
pada awal jaman Neolithik sehingga merupakan jenis ternak pertama yang
dijinakkan. Diternakkan pertama kali di Asia Barat dan Tengah.
Arah
Perkembangan Ilmu Peternakan :

- Air
susu - Daging
-
Wool - Kulitnya
-
Tenaga
kerja - Obat-obatan
-
Olah
raga -
Pupuk
-
Kesenangan - Dll.
Menurut Mardikanto (1993), di negara
berkembang, termasuk Indonesia, selalu menunjukkan bahwa kontribusi sektor
pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi nasionalnya menduduki posisi yang sangat
vital. Pernyataan ini didukung oleh kenyataan bahwa :
1.
Sebagian
besar penduduk masih bermata pencaharian di sektor pertanian.
2.
Pada
umumnya yang dihadapi adalah masalah pangan.
3.
Sulit
bersaing dengan negara maju untuk menghasilkan produk-produk industri di pasar
internasional, baik karena keterbatasan modal,, ketidakmampuan melakukan riset
dan pengembangan, maupun adanya kebijakan politik proteksionisme oleh negara-negara
maju.
4.
Adanya
ketegaran sektor pertanian dalam menghadapi gejolak perekonomian dunia.
5.
Masih
besarnya sumbangan sektor pertanian bagi pembangunan sektor industri.
Tujuan budidaya ternak adalah untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
Optimalisasi produksi bisa dicapai jika didukung oleh enam faktor besar
yaitu bibit, kandang, pakan, manajemen atau tatalaksana, pengawasan kesehatan
hewan dan pemasaran. Bibit atau bakalan
dipilih sesuai dengan tujuan budidaya, disamping perkandangan yang memenuhi
persyaratan hygiene dan sanitasi. Faktor pakan sangat terkait dengan cara
pemberiannya, yaitu harus sesuai dengan kebutuhan ternak untuk hidup pokok,
pertumbuhan dan produksi semaksimal mungkin dengan biaya yang ekonomis (60 –
70% biaya produksi). Tatalaksana
merupakan cara-cara pemeliharaan sehari-hari, yaitu membersihkan ternak, kandang
dan peralatannya, Pencegahan dan pengobatan penyakit, serta penanganan
perkawinan yang teratur dan tepat waktu.
Pemurnian genetik ternak adalah melakukan seleksi (pemilihan bibit) dan
system perkawinan sehingga diperoleh bibit yang unggul. Apabila keenam faktor besar tersebut dapat
dijalankan dengan baik, akan diperoleh produksi ternak yang sesuai dengan
harapan dan potensi genetiknya.
Penyebaran
Ternak di Indonesia
Lingkungan tempat manusia dan
ternak hidup serta berproduksi merupakan perpaduan dari beberapa factor, yaitu
social ekonomi, manajemen peternakan, dan fisik. Sebagian besar peternakan di Indonesia
merupakan peternakan rakyat, hanya sebagian kecil saja yang merupakan
peternakan besar. Dari data statistik
peternakan, semua jenis ternak mulai ruminansia sampai unggas tersebar di
seluruh propinsi di Indonesia. Namun
demikian, sapi perah hanya ada di propinsi tertentu karena sapi perah
membutuhkan lingkungan dan suhu tertentu yang sangat berpengaruh terhadap
produksi susunya.
Penyebaran sentra peternakan
secara umum untuk sapi potong terdapat pada semua propinsi yang ada di
Indonesia. Namun, populasi sapi potong
terbesar berada di Pulau Jawa, terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah, kemudian
diikuti oleh Sumatera dan Sulawesi.
Populasi sapi perah terbesar berada di Pulau Jawa, yaitu di sentra-sentra
produksi susu di jatim dan Jateng,
sedangkan populasi di luar Pulau Jawa sangat sedikit. Populasi kerbau terbesar berada di Nangro
Aceh Darussalam (NAD) dan propinsi lain yang ada di Sumatera. Populasi terbesar kambing dan domba menyebar
di Pulau Jawa dan pulau Sumatera serta sebagian di Pulau Kalimantan dan Pulau
Sulawesi. Populasi terbesar babi berada
di Nusa Tenggara Barat. Keberadaan kuda
terbesar di Nusa Tenggara Timur.
Sementara ayam ras baik tipe pedaging maupun tipe petelur menyebar di
Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan.









Tidak ada komentar:
Posting Komentar