Definisi
Gastroenteritis adalah istilah umum untuk berbagai macam
keadaan yang biasanya disebabkan oleh infeksi dan menimbulkan gejala-gejala
berupa hilangnya nafsu makan, mual, muntah, diare ringan sampai berat dan rasa
tidak enak diperut. Elektrolit, terutama natrium dan kalium ikut hilang bersama
dengan hilangnya cairan tubuh. Terganggunya keseimbangan elektrolit dalam tubuh
dapat menyebabkan dehidrasi yang bisa berakibat fatal, apalagi dalam keadaan
sakit yang berat, baik pada hewan dewasa maupun hewan muda.
Secara umum, gastroenteritis merupakan kelainan klinik
yang disebabkan inflamasi mucosa lambung, difus atau terbatas, dapat akut
maupun kronik. Proses inflamasi ini biasanya terbatas pada mucosa, tidak
meliputi seluruh tabal dinding lambung.
Etiologi
Hingga saat ini etiologi dan patogenesis gastroenteritis
belum sepenuhnya diketahui dengan pasti, sehingga masalah banyak masalah dalam
diagnosis dan penatalaksanaan kelainan ini. Konsep keseimbangan antara faktor
agresif san faktor protektif dengan peranan asam lambung yang menonjol dianggap
menjadi dasar terjadinya kerusakan mukoa lambung, tetapi salah satu peran utama
asam lambung adalah kemampuan untuk membunuh bakteri dan mikroba lain, untuk
menjaga kestabilan lingkungan intra gastrik.
Beberapa faktor yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan
penyebab gastroenteritis :
· Diet makanan yang tercemar/dekomposisi, alergi makanan,
benda asing (plastik, karet dalam pakan, tulang), zat kimia yang mengiritir
(Fenol, Arsen, Thalium)
· Infeksi oleh bakteri, virus maupun parait (cacing dan
protozoa)
· Efek samping dari obat-obatan (obat antasida yang
mengandung magnesium dalam jumlah yang besar, antibiotik, obat antikanker, obat
pencahar, obat digitalis).
Gejala
Klinis
Gejala yang tampak biasanya tergantung pada berat
ringannya suatu penyakit. Rasa sakit ditandai dengan kegelisahan. Secara umum
penyakit biasanya perakut dan berhubungan dengan shock hipovolemik, kebanyakan
hewan terinfeksi tampak sehat tanpa perubahan tingkah laku. Gejala yang terjadi
biasanya dimulai dengan muntah secara tiba-tiba, anoreksi, depresi yang
kemudian diikuti dengan diare berdarah. Diare merupakan gejala yang selalu dijumpai dalam radang usus.
Tinja yang cair dengan bau yang tajam mungkin bercampur dengan darah, lendir
atau reruntuhan jaringan usus. Pada radang yang berlangsung kronik, terjadi
kekurusan dan tinja jarang yang bersifat cair, berisi darah, lendir atau reruntuhan
jaringan yang jumlahnya mencolok. Kurangnya cairan didalam usus akan dijumpai
radang usus yang disertai dengan konstipasi, dan tinja bersifat kering. Radang
usus akut selalu disertai dengan oligouria atau anuria, dan disertai dengan
menurunnya nafsu makan, anoreksia total maupun parsial. Pada radang kronik
biasanya nafsu makan tidak mengalami perubahan (Nugroho dan Whendrato , 1998).
Gejala biasanya berlangsung secara cepat dan menjadi berbahaya dengan periode
8-12 jam dan menimbulkan shock hipovolemik dan hemokonsentrasi eritrosit.
Akibat kehilangan cairan yang berlebihan, penderita akan
mengalami penurunan berat badan dalam waktu singkat dengan tanda dehidrasi yang
mencolok. Dehidrasi yang mencapai lebih dari 10% dapat mengancam kehidupan
penderita dalam waktu 1-2 hari dan dapat mengakibatkan kematian karena shock.
Pasien biasanya mengalami depresi dan lemah dan CRT >
2 detik dan tekanan pulsus lemah (bradikardi). Turgor kulit turun yang
merefleksikan dehidrasi, palpasi abdomen nyeri dan pembesaran bowel dapat di
deteksi. Eksplorasi rectal dapat dijumpai tinja yang berdarah., kadang-kadang
demam tapi sering kali suhu tubuh normal atau bahkan subnormal.
Pemeriksaan patologi anatomis
Pemeriksaan tinja sangat penting dilakukan untuk
menentukan penyebab radang usus dan diare. Perlu diketahui bahwa isolasi virus, kuman, atau
parasit, belum pasti meyakinkan bahwa agen-agen tersebut merupakan penyebab
primer radang usus.
Pemeriksaan darah penderita enteritis akut biasaya
menunjukkan adanya hemokonsentrasi karena dehidrasi. Perubahan atas jaringan
tubuh lainnya tidak ditemukan kecuali tanda adanya dehidrasi dan terganggunya
peredaran darah.
Diagnosa
Diagnosa tentatif diambil bila tidak ditemukan penyakit
tersifat penyebab diare. Pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk
menentukan penyebab radang usus.
Terapi
Pengobatan ditujukan untuk mengatasi penyebab primernya,
perlu dipertimbangkan pemberian protektiva, adstrigensia. Rasa sakit yang terus
menerus dapat dikurangi dengan pemberian analgesika, atau tranquilizer.
Pemberian cairan faali maupun elektolit mutlak diberikan untuk mengganti cairan
yang hilang. Pemberian antibiotik dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
infeksi sekunder.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar