Materi
1.
Alat
yang digunakan
a.
Alice
forceps.
b.
Duk
kleem
c.
Arteri
kleem (klem bengkok besar kecil dan klem lurus besar kecil)
d.
Needle
holder
e.
Spoid
5 ml & 1 cc
f.
Kapas
dan tampon
g.
Scalpel
dan Blades
h.
Pinset
(Anatomis dan Chirurgis)
i.
Gunting
lurus tajam-tumpul, tumpul-tumpul
j.
Jarum
k.
Catgut
chromic 3.0 & silk
2.
Bahan
yang digunakan
a.
Seekor
kucing betina dengan berat badan 4 kg
b.
Atropin
dosis 0,05 mg/kg , sediaan 0,25 mg/ml, BB 3 kg. (0,05 mg x 4 kg) / 0,25 mg/cc=
0,8 ml
c.
Xylaxin
d osis 3 mg/kg, sediaan 20 mg/ml, BB 3 kg. (3 mg/kg x 4 kg/ 20 mg/ml= 0,6 ml
d.
Ketamin dosis 12.5 mg/kg, sediaan 100 mg/ml, BB 3 kg = ( 12.5 mg/kg x 4 kg ) /
100 mg/ml = 0.5 ml
e. Alkohol
70%
f. Antibiotic
Penstrep (penicillin-sterptomycyn)
g. Betadine
Metode Operasi
1)
Setelah
kucing tersebut teranastesi atau pingsan dengan baik, kucing tersebut
diletakkan diatas meja operasi dengan posisi dorsal recumbency.
2)
Kemudian
bersihkan bulu dan semprotkan terlebih dahulu alcohol pada area yang akan
dicukur, kemudian cukur di daerah abdomen, posterior umbilical.
3)
Bersihkan
dan disinfeksi daerah sekitar dengan menggunakan betadine.
4)
Setelah
itu, buatlah sayatan pada midline di
posterior umbilikal dengan panjang kurang lebih 3 - 4 cm. Lapisan pertama yang
disayat adalah kulit kemudian subkutan.
5)
Daerah di bawah subkutan kemudian dipreparir
sedikti hingga bagian peritoneum dapat terlihat. Setelah itu, bagian peritoneum
tersebut dijepit menggunakan pinset kemudian disayat sedikit tepat pada bagian
linea alba menggunakan scalpel hingga ruang abdomen terlihat.
6)
Kemudian, sayatan tersebut diperpanjang ke arah
anterior dan posterior menggunakan gunting dengan panjang sesuai dengan sayatan
yang telah dilakukan pada kulit. Setelah rongga abdomen terbuka, kemudian
dilakukan pencarian organ uterus dan ovarium.
7)
Pencarian uterus dan ovarium dilakukan dengan
menggunakan jari telunjuk yang dimasukkan ke rongga abdomen. Setelah itu,
uterus ditarik keluar dari rongga abdomen hingga posisinya adalah ekstra
abdominal.
8)
Pada bagian ujung tanduk uteri ditemukan oavarium
dan dipreparir hingga posisinya ekstra abdominal. Saat mempreparir, beberapa
bagian yang dipotong diantaranya adalah penggantung uterus (mesometrium),
penggantung tuba falopi (mesosalphinx),dan penggantung ovarium (mesoovarium).
Pada saat mempreparir uterus dan jaringan sekitarnya, dinding uterus tetap
dijaga jangan sampai robek atau rupture.
9)
Dengan menggunakan klem arteri, dilakukan
penjepitan pada bagian penggantung ovarium dan termasuk pembuluh darahnya.
Penjepitan dilakukan menggunakan dua klem arteri yang dijepitkan pada
penggantung tersebut secara bersebelahan.
10) Pada
bagian anterior dari klem arteri yang paling depan, dilakukan pengikatan
menggunakan benang silk.
11) Setelah
itu, dilakukan pemotongan pada penggantung tersebut menggunakan gunting pada
posisi diantara dua klem arteri tadi.
12) Klem
arteri yang menjepit penggantung dan berhubungan dengan uterus tidak dilepas
sedangkan klem arteri yang satunya lagi dilepas secara perlahan-lahan,
sebelumnya pastikan tidak ada perdarahan lagi.
13) Berikan
cairan infuse agar organ tidak terlalu kering. Dan lakukan hal yang sama pada
bagian uterus yang disebelahnya. Dilakukan penjepitan, pengikatan,dan
pemotongan dengan cara yang sama.
14) Setelah
kedua tanduk uteri beserta ovariumnya dipreparir, maka selanjutnya adalah
bagian corpus uteri yang dipreparir. Pada bagian corpus uteri, dilakukan
penjepitan menggunakan klem yang agak besar. Kemudian diligasi dengan
penjahitan corpus uteri menggunakan catgut chromic 3,0. Dilakukan pengikatan
dengan kuat melingkar pada corpus uteri menggunakan benang catgut chromic, dan
pada ikatan terakhir dikaitkan pada corpus uteri agar ikatan lebih kuat.
15) Setelah
itu, dilakukan pemotongan menggunakan scalpel pada bagian corpus uteri yaitu
pada posisi diantara dua klem tadi.
16) Kemudian,
uterus dan ovarium dilepas dan diangkat keluar tubuh, dan jika sudah tidak ada
perdarahan, klem yang satunya lagi dapat dilepas secara perlahan dan sebelum ditutup jangan lupa
berikan antibiotik
17) Selanjutnya dilakukan teknik
penjahitan dengan menuggunakan catgut chromic 3,0 dilakukan penjahitan
aponeurose m obliqous abdominis externus m. abdominis externus dengan
menggunakan teknik tunggal sederhana. Pastikan jahitan tidak melukai atau
mengenai organ didalamnya, gunakan alice forcep untuk membantu penjahitan.
18) Penjahitan terakhir dilakukan
pada kulit dengan teknik jahitan lambert menggunakan benang chromic, dan
dilanjutkan dengan jahitan tunggal sederhana menggunakan benang silik.
19) Setelah operasi selesai,
desinfeksi jahitan dengan betadine.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar