BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan
magang yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Diploma Tiga Kesehatan Hewan
dan Masyarakat Veteriner Fakultas Pertanian UWKS merupakan kegiatan yang
dilakukan sebagai salah satu syarat kelulusan di Fakultas Pertanian UWKS.
Selain itu, minimnya pengetahuan akan praktek di laboratorium dan kurangnya pengetahuan
tentang kesehatan hewan merupakan salah satu faktor diadakannya kegiatan magang
di UPT “ LABORATORIUM KESEHATAN HEWAN “ DINAS PETERNAKAN TUBAN ini.
1.2 Manfaat dan Tujuan
Pelakanaan
program di UPT “ LABORATORIUM KESEHATAN HEWAN “ DINAS PETERNAKAN TUBAN ini memiliki
manfaat dan tujuan yaitu :
a. Membuka
wawasan tentang ruang lingkup ilmu kedokteran hewan dan Peternakan.
b. Menambah
pengetahuan tentang Laboratorium kesehatan hewan.
c.
Memperoleh
pengalaman belajar bagi mahasiswa magang.
1.3 Bentuk Kegiatan
Kegiatan magang di UPT “ LABORATORIUM
KESEHATAN HEWAN “ DINAS PETERNAKAN TUBAN ini dilakukan dalam bentuk :
a.
Mengikuti
uji dilab. Serologi, dilab. Bakteriologi, dilab. Parasitologi, dilab. Patologi,
dan dilab. Kesmavet.
b. Tanya
jawab tentang hasil yang telah diperoleh selama mengikuti uji di laboratorium
kesehatan hewan.
c. Pembuatan
laporan.
1.4 Peserta Kegiatan dan Jadwal
Kegiatan
Peserta kegiatan
magang di UPT “ LABORATORIUM KESEHTAN HEWAN “ DINAS PETERNAKAN TUBAN adalah
kelompok II yang terdiri dari empat orang mahasiswa dari UWKS antara lain :
1. Siti
Supryati
2. Fitriana
3. Rheina
Shita CR
4. Khamim
Muntoha
Adapun
jadwal dimulai pada : Tanggal 18 MEI 2009 sampai dengan tanggal 05 JUNI 2009.
BAB
II
LANGKAH
– LANGKAH PENGUJIAN
1.1 Langkah
- langkah tentang uji RBT ( Rose Bengal Test ).
·
Alat – Alat dan Bahan :
a. papan
dari kaca / porselen / whiteboard.
b. pengaduk
dari kaca / kayu
c. serum
sempel.
d. antigen
RBT.
·
Cara Kerja :
a.
teteskan serum ± 50 µl pada papan datar
dari kaca / porselen.
b.
Teteskan antigen RBT ± 30 µl disebalah
tetesan serum.
c.
Campurkan serum dan antigen kemudian
diaduk dengan pengaduk sampai rata, goyang – goyangkan ± 2 menit.
d.
Kemudian pembacaan hasil dari uji RBT.
·
Pembacaan Hasil uji RBT :
1.
Positif : bila campuran tersebut terjadi
aglutinasi yang jelas dan terlihat butiran seperti pasir terutama dibagian
tepinya.
2.
Negatif : bila campuran tetap homogeny /
jenih tidak terjadi aglutinasi.
3.
Positif lemah : bila campuran terjadi
aglutinasi yang kurang jelas dan terlihat butiran seperti pasir yang sangat
halus.
1.2 Langkah – langkah pengujian titer antibody specimen
dengan metode HI
·
Bahan :
a.
Buffer pas 0,1 m pH 7,2 – 7,4.
b.
Antigen/ suspense isolate virus AI /
ND UHA.
c.
Serum contoh dan serum control.
d.
Suspense darah merah ( SDM ) ayam 1%.
·
Alat - alat :
a.
96 well microplate dengan dasar V.
b.
Micropipette 25 µl
c.
Multichannel pipet 25 µl microdiluter 25
µl
d.
Through
e.
Mikrocip, Bak pembuangan, gelas ukur,
pipet ukur.
·
Cara kerja :
a.
Isikan 25 µl buffer PBS kedalam sumuran
1 – 12
b.
Isikan 25 µl serum contoh kedalam
sumuuran 1 ( tiap serum mengunakan mikrocip yang berrbeda )
Catatan
:serum control diisikan sumuran 1 baris yang lain.
c.
Tambahkan 25 µl antigen AI / ND 4 UHA
kedalam sumuran 1 – 11
d.
Campur dengan baik, inkubasi pada suhu
ruangan selama 30 – 40 menit
e.
Setelah itu tambahkan 25 µl suspensi SDM
1% kedalam sumuran 1 – 12 campur dengan
baik.
f.
Inkubasi pada suhu ruangan selam 40
menit.
g.
Baca hasilnya
1.3 Langkah
– langkah pengujian titer antigen UHA
melalui betitrasi.
·
Bahan :
a.
Buffer PBS 0,1 m pH 7,2 – 7,4
b.
Antigen / suspensi isolate virus AI /
ND, hasil pengujian HA
c.
Suspensi darah merah ( SDM ) ayam 1%
·
Alat – alat :
a.
96 well microplaate dengan dasar V.
b.
Minropipet 25 µl , Microdiluter 25 µl
c.
Multichennal 25 µl
d.
Through, microcip.
e.
Bak pembuangan, gelas ukur, pipet ukur
·
Cara kerja :
a.
Isikan 25 µl buffer PBS kedalam sumuran
1 – 12
b.
Tambahkan 25 µl antigen / suspensi virus
kedalam sumuran 1
c.
Encerkan antigen / suspensi virus dari
sumuran 1 – 11
d.
Tambahkan 25 µl buffer PBS kedalam
sumuran 1 – 12
e.
Tambahkan 25 µl suspensi SDM 1% kedalam
sumuran 1 – 12 kemudian di inkubasikan selama 40 menit pada suhu ruangan.
f.
Baca hasilnya.
1.4 Lankah
– langkah penentuan antigen dengan metode HA.
·
Bahan :
a.
Buffer PBS 0,1 m pH 7,2 – 7,4
b.
Antigen / suspensi isolate virus AI/ND,
misalnya cairan allantois.
c.
Suspensi darah merah ( SDM ) ayam 1%
·
Alat – alat :
a.
96 well microplate dengan dasar V
b.
Micropipette 25 µl dan microdluter 25 µl
c.
Multichennal pipet 25 µl
d.
Through dan mikrocip
e.
Bak pembuangan, gelas ukur dan pipet
ukur
·
Cara kerja :
a.
Isikan 25 µl buffer PBS kedalam sumuran
1 – 12
b.
Tambahkan 25 µl antigen / suspensi virus
kedalam sumuran 1
c.
Encerkan antigen / suspensi virus dari
sumuran 1 – 11
d.
Tambahkan 25 µl ke buffer PBS kedalam
sumuran 1 – 12
e.
Tambahkan 25 µl suspensi SDM 1% kedalam
sumuran 1 – 12
f.
Inkubasikan selama 40 menit pada suhu
ruangan.
g.
Baca hasilnya
1.5 Langkah
– langkah pengujian cemaran microba salmonella sp pada daging.
·
Cara kerja :
Ø Timbang
1 gram sample daging sebagai bahan pengancer, tambahkan 9ml peptone water/
aquadestilata.
Ø Gerus
dengan mengunakan stomacther.
Ø Ambil
1ml suspensi TBS, masukkan kedalam tabung reaksi berisi 9ml tetrathional broth.
Ø Inkubasi
dengan temperature 37°C selam 24jam
Ø Koloni
yang diduga salmonella sp dengan ciri warna merah dengan titik hitam dibagian
tengah diambil dengan I ose, kemudian encerkan kuman kedalam 1ml peptone water.
Ø Inkubasi
dengan temperature 37°C selam 3 jam.
Ø Tanam
kedalam blood agar.
Ø Atau
langsung tanam kemedia TSIA, Urea agar.
Ø Inkubasikan
dengan temperature 37°C selama 24 jam.
Ø Penilaian,
standart daging tidak mengandung salmonella sp.
1.6 Langkah
– langkah pengujian total plate count ( TPC) pada daging.
·
Cara kerja :
Ø Timbang
1 gram sample daging, sebagai bahan pengencer. Tambahkan 9ml peptone water/
aquadestilata ( sebagai pengencer 10־¹
)
Ø Geerus
dengan mengunakan stomacher.
Ø Siapkan
4 tabung reaksi steril ukuran 20ml masing – masing diisi 9ml aquadestilata /
pepton water.
Ø Lakukan
pengeenceran secara seri dari pengenceran 10־¹
sampai penganceran 10־5 dengan memindahkan suspensi TSB masing – masing sebanyak 1ml
dengan selalu menganti pipet.
Ø Dari
masing – masing tabung reaksi pada pengenceran 10־3,
10־4 dan 10־5 kemudian diambil 1ml untuk dimasukan kedalam cawan petri dan
dituangi plate count agar yang masih cair dengan suhu 40 - 50°C secara steril.
Ø Kocok
dengan membentuk seperti angka 8.
Ø Setelah
media dalam cawan petri memadat inkubasikan pada suhu 37°C selam 24 jam.
Ø Lakukan
penghitungan koloni kuman dengan mengunakan alat penghitung koloni ( coloni
counter).
Ø Penghitungan
koloni dilakukan terhadap petri yang ditemukan koloni berjumlah antara 30 –
300.
Ø Cara
menghitung koloni :
Jumlah
bakteri = jumlah koloni X 1/f pengencer.
Ø Penilaian
= standartSNI daging 1.0 x 10־4 // CFU /ml.
1.7 Langlah
– langkah pemeriksaan telur cacing.
·
Metode Apung :
Ø Alat
– alat:
-
Counting chamber withlock.
-
Pipet Pasteur
-
Saringan, plastic, timbangan.
-
Gelas ukur.
-
Becker glass plastic.
Ø Bahan
:
-
Feses segar atau dengan formalin 10%.
-
Gula jenuh Bj 1.
Ø Cara
kerja :
-
Ambil feses langsung dari rectum, ± 10
gram dalam kantong plastic dan tambahkan formatin 10% secukupnya bila perlu.
-
Aduk feses, timbang 3 gram dan tambahkan
larutan gula jenuh sampai valume mencapai 60 ml, aduk lalu saring.
-
Filtrate diaduk dan segera masuk kedalam
kamar withlock dengan pipet, siap di priksa.
·
Metode Sedimensi :
Ø Cara
kerja :
-
Feses diaduk, timbang 3 gram dan
tambahkan air secukupnya, aduk sampai homogeny.
-
Saring, masukkan dalam tabung kerucut.
-
Tambahkan air secukupnya diamkan selama
5 menit dan buang supernatanya ( ulang sampai 3 kali ) sisakan 5 mlsedimen.
-
Tuang sedimen kedalam petridish dan
tambahkan 1 – 2 tetes methylen blue 2%.
-
Periksa dibawah mikroskop.
1.8 Langkah
– langkah prosesing Histopathologi.
·
Cara kerja:
1.
Organ yang masuk dari lapangan (dinas,
peternakan, pelayanan aktif) baik autopsy / biopsy difiksasi dengan formalin
10%.
2.
Cuci dengan air mengalir sampai bersih
untuk menghilangkan formalin tersebut.
3.
Iris organ dengan ketebalan 2 mikron
dari organ yang mengalami perubahan sertakan juga organ normal kemudian masuk
ke cassettefile dan rendam di formalin 10% selama 24 jam.
4.
Cuci dengan air mengalir sampai bersih
kurang lebih 10 menit lalu angkat dan tiriskan pada kertas saring sampai agak
kering.
5.
Fiksasi ( Dehidrasi ) dengan :
-
Alcohol 70
% I.: 60 menit
-
Alcohol 80%
II.: 60 menit
-
Alcohol 95%
III.: 60 menit
-
Etanol Abs 100% + Kuffer II Sulfate IV.: 120 menit
-
Etanol Abs 100% + Kuffer II sulfate V.: 120 menit
6.
Fiksasi ( clearing ) dengan :
-
Xylol I. :
60 menit
-
Xylol II. :
60 menit
-
Xylol III. :
60 menit
7.
Hidupkan incubator suhu 60°C untuk
membantu proses pencairan paraffin dengan memakai api Bunsen tetapi ada yang
lebih baik jika incubator dihidupankan terus menerus.
-
Paratin I. :
40 menit
-
Paratin II. :
40 menit
-
Paratin III. :
40 menit
8.
Embedding / pencetakan block.
9.
Pemotongan dengan microtom.
BAB III
LAPORAN KEGIATAN HARIAN
TANGGAL
|
KEGIATAN
|
18 Mei 2009
|
Ø Dating
ke UPT Laboratorium kesehatan Hewan Tuban.
Ø Pengenalan
lokasi dan pengarahan kegiatan besok.
Ø Apel
pulang.
|
19 Mei 2009
|
Ø Apel
pagi.
Ø Pengenalan
alat alat diruang serologi dan bakretiologi.
Ø Apel
pulang.
|
20 Mei 2009
|
Ø Apel
pagi.
Ø Pemeriksaan
uji RBT (Rose Bengal Test) dan pembacaan hasilnya.
Ø Pemeriksaan
Helminthiasis.
Ø Penimbangan
sempel daging.
Ø Pemeriksaan
organoleptis secara makroskopis
Ø Apel
pulang
|
22 Mei 2009
|
Ø Senam
pagi.
Ø Sterilisasi
alat
Ø Pembuatan
media PCA.
Ø Apel
pulang
|
25 Mei 2009
|
Ø Apel
pagi.
Ø Pengujian
titer antigen antibobi dengan metode HA-HI dan pembacaan hasilnya.
Ø Tes
RBT.
Ø Uji
salmonelasis pada daging.
Ø Uji
TPC pada daging.
Ø Apel
pulang.
|
26 Mei 2009
|
Ø Apel
pagi.
Ø Penbacaan
uji TPC.
Ø Pengujian
cemaran salmonella sp.
Ø Pengujian
TPC
Ø Penjelasan
uji HA-HI,RBT
Ø Uji
RBT
Ø Inokulasi
pencemaran salmonella ke XLD
Ø Apel
pulang.
|
27 Mei 2009
|
Ø Apel
pagi
Ø Pemeriksaan
helmintiasis dengan uji apung dan uji endapan.
Ø Uji
RBT
Ø Inokulasi
cemaran salmonella ke XLD
Ø Uji
TPC daging
Ø Apel
pulang.
|
28 Mei 2009
|
Ø Apel
pagi
Ø Uji
RBT
Ø Penanaman
salmonella pada TSIA,SIM
Ø Pemeriksaan
helmintiasis dengan uji apung dan uji endapan.
Ø Apel
pulang
|
29 Mei 2009
|
Ø Jalan
sehat.
Ø Penanaman
salmonella dengan metode SIM, SCA, TSIA.
Ø Apel
pulang.
|
01 Juni 2009
|
Ø Apel
pagi.
Ø Penanaman
salmonella dimedia gula - gula.
Ø Apel
pulang
|
02 Juni 2009
|
Ø Apel
pagi.
Ø Prosesing
histhopatologi.
Ø Evaluasi.
Ø Apel
pulang.
|
03 Juni 2009
|
Ø Apel
pagi.
Ø Lanjutan
prosesing histopathology.
Ø Pemeriksaan
helmintiasis dengan metode apung dan sedimen (endapan).
Ø Uji
TPC pada daging dan membuat media penanaman salmonella sp.
Ø Apel
pulang.
|
04 Juni 2009
05 Juni 2009
|
Ø Apel
pagi.
Ø pemeriksaan
uji RBT (Rose Bengal Test) dan pembacaan hasilnya.
Ø Pengujian
antibody dengan metode HA – HI dan membacakan hasilnya.
Ø Apel
pagi
Ø Kembali
ke kampus.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar